Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Penyakit Demam Tifoid Di Puskesmas Kelua

Penulis

  • Hasna Pawestri Program Studi Sarjana Farmasi, Universitas Sari Mulia
  • Darini Kurniawati Program Studi Sarjana Farmasi, Universitas Sari Mulia
  • Sismeri Dona Program Studi Sarjana Kebidanan, Universitas Sari Mulia
  • Melviani Melviani Program Studi Sarjana Farmasi, Universitas Sari Mulia

DOI:

https://doi.org/10.63004/jfs.v1i2.237

Kata Kunci:

Antibiotik, Evaluasi, Demam tifoid

Abstrak

Thypus (Demam tifoid) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Salmonella thypi. Evaluasi penggunaan antibiotik dilakukan untuk mengetahui berapa nilai ketepatan terapi antibiotik dari segi analisis tepat indikasi, tepat obat, tepat pasien, tepat dosis, dan waspada efek samping obat. Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi penggunaan antibiotik pada penyakit demam tifoid di Puskesmas Kelua dan mengetahui gambaran penggunaan antibiotik pada pasien demam tifoid di Puskesmas Kelua. Jenis Penelitian ini yaitu observasional (non-eksperimental) deskriptif menggunakan desain survey dengan mengumpulkan data secara retrospektif. Sampel dalam penelitian ini adalah 60 pasien rawat inap pada bulan oktober 2022 di Puskesmas Kelua dimana pengambilan sampel dengan metode purposive sampling. Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan November 2022 sampai Juli 2023. Hasil pada penelitian ini yaitu ketepatan penggunaan antibiotik yaitu 100 % tepat indikasi, 100% tepat obat, 100% tepat pasien dan 100% dan 100% tidak terdapat efek samping dan jenis antibiotik yang digunakan dalam penyakit demam tifoid di rawat inap Puskemas Kelua yaitu inj cefotaxime. Kesimpulan dari peneletian ini adalah hasil evaluasi penggunaan obat antibiotik pada bulan oktober 2022 didapatkan 100% tepat indikasi, 100% tepat obat, 100% tepat pasien dan 100% dan 100% tidak terdapat efek samping. Jenis antibiotik yang digunakan dalam penyakit demam tifoid di rawat inap Puskemas Kelua yaitu inj cefotaxime.

Unduhan

Data unduhan belum tersedia.

Referensi

Abdurrachman, & Febrina, E. (2018). Evaluasi Penggunaan Antibiotik pada Pasien Anak Penderita Demam Tifoid di Rumah Sakit Al Islam Bandung. Jurnal Farmaka, 16(2), 87–96. http://jurnal.unpad.ac.id/farmaka/article/view/18084.

Adiputra, D. (2017). Karakteristik Klinis Pasien Demam Tifoid RSUP Sanglah Periode Waktu Juli 2013 – Juli 2014. E-Jurnal Medika Udayana, 6(11), 98–102. http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum

Adiputra, I. M. S., Trisnadewi, N. W., Oktaviani, N. P. W., & Munthe, S. A. (2021). Metodologi Penelitian Kesehatan.

Arfani, N., Ka’bah, K., & Habibah, H. (2022). Uji Sensitivitas Salmonella typhi terhadap Antibiotik Sefalosporin Generasi Ketiga pada Penderita Demam Tifoid. J-HEST Journal of Health Education Economics Science and Technology, 3(2), 88–95. https://doi.org/10.36339/jhest.v3i2.54

Athaya, F., Ramadhan, A. M., & Masruhim, M. A. (2015). Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Kasus Demam Tifoid Di Instalasi Rawat Inap Rsud Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals Conferences, 2(1), 162–168. https://doi.org/10.25026/mpc.v2i1.55

Camelia, T. C., Khuluq, M. H., & Widiastuti, T. C. (2021). Evaluasi Penggunaan Antibiotika Pada Pasien Demam Tifoid Di Puskesmas Petanahan Periode Januari-Juni 2019. Jurnal Farmasi Klinik Dan Sains, 1(1), 51. https://doi.org/10.26753/jfks.v1i1.676

Desrini, S. (2015). Resistensi Antibiotik, Akankah Dapat Dikendalikan ? Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan Indonesia, 6(4), i–iii. https://doi.org/10.20885/jkki.vol6.iss4.art1

Griddine A, B. J. (2023). Ondansetron: A selective 5-HT3 receptor antagonist and its applications in CNS-related disorders. CNS Drug Reviews, 7(2), 199–213. https://doi.org/10.1111/j.1527-3458.2001.tb00195.x

Gultom Mai Debora, Jemadi, R. (2016). KARAKTERISTIK PENDERITA DEMAM TIFOID YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN 2016. 3(1), 114–126. https://ejurnal.methodist.ac.id/index.php/jkm/issue/view/65

Handayani, N. P. D. P., & Mutiarasari, D. (2017). Karakteristik Usia, Jenis Kelamin, Tingkat Demam, Kadar Hemoglobin, Leukosit Dan Trombosit Penderita Demam Tifoid Pada Pasien Anak Di Rsu Anutapura Tahun 2013. MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, 4(2), 30–40. jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/MedikaTadulako/article/view/9285

Hasyul, S. F. P., Puspitan, T., Nuari, D. A., Muntaqin, E. P., Wartini, E., & Eka, M. Y. (2019). Evaluasi Penggunaan Obat Antibiotik Pada Pasien Demam Tifoid Di Kabupaten Garut Pada Januari-Desember 2017. Jurnal Ilmiah Farmako Bahari, 10(2), 160. https://doi.org/10.52434/jfb.v10i2.657

Ismaya, N. A., Program, E. Y., Farmasi, S., Widya, S., Husada, D., Korespondensi, T., Nurwulan, :, & Ismaya, A. (2022). Evaluasi penggunaan antibiotik pada kasus demam tifoid ditinjau dari berbagai literatur. JOURNAL OF Pharmacy and Tropical Issues, 2(1), 17–25.

Katzung, B. G. (2018). Basic & Clinical Pharmacology 14th edition. 803–806.

Kemenkes, R. (2021). Pedoman Penggunaan Antibiotik. Pedoman Penggunaan Antibiotik, 1–97.

Kemenkes RI. (2011). Modul Penggunaan Obat Rasional 2011. Modul Penggunaan Obat Rasional, 3–4.

Kementerian Kesehatan RI. (2018). Riskendas 2018. Laporan Nasional Riskesndas 2018, 44(8), 181–222. http://www.yankes.kemkes.go.id/assets/downloads/PMK No. 57 Tahun 2013 tentang PTRM.pdf

Kementerian Kesehatan RI, 2006. Pedoman Pengendalian Demam, Nomor, T. M. K. R. I., & Antara., 364/MENKES/SK/V/2006 tanggal 19 Mei 2006. LKBN. (2006). Pedoman Pengendalian Demam Tifoid. In Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 364 (p. 41).

Martha Ardiaria. (2019). Epidemiologi, Manifestasi Klinis, Dan Penatalaksanaan Demam Tifoid. JNH (Journal of Nutrition and Health), 7(2), 32–37.

Menkes. (2022). Menkes RI. 2022. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 269/MENKES/PER/III/2022 tentang Rekam Medis. Menkes RI. 2022. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 Tentang Rekam Medis., 8.5.2017, 2003–2005.

MENKES, R. (2019). puskes. ] Kementerian Kesehatan, Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019. Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta., 8(5), 55.

Milani, B., & Scholten, W. (2011). The World Medicines Situation 2011. Access to controlled medicines. The World Medicines Situation 2011.

Oktaviana, F., & Noviana, P. (2021). Efektivitas Terapi Antibiotika Demam Tifoid Pada Pediatrik Di Rumah Sakit X Kota Kediri. Journal Syifa Sciences and Clinical Research, 3(2), 63–70. https://doi.org/10.37311/jsscr.v3i2.11688

Pratama, D. W. (2020). HUBUNGAN FAKTOR DETERMINAN DENGAN KEJADIAN DEMAM TIFOID PADA PASIEN RAWAT INAPDI RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN TAHUN 2018. 4(13–29), 791–792. https://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/medika/article/view/2555

Prehamukti, A. A. (2018). Faktor Lingkungan dan Perilaku terhadap Kejadian Demam Tifoid. HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development), 2(4), 587–598. https://doi.org/10.15294/higeia.v2i4.24275

Pulungan, R., Chan, A., & Fransiska, E. (2019). Evaluasi Penggunaan Obat Rasional di Puskesmas Kabupaten Serdang Bedagai. Jurnal Dunia Farmasi, 3(3), 144–152. https://doi.org/10.33085/jdf.v3i3.4484

Rahmasari, V., & Lestari, K. (2018). Review: Manajemen Terapi Demam Tifoid: Kajian Terapi Farmakologis Dan Non Farmakologis. Farmaka, 16(1), 184–195.

Rajalingam, B., Susan Alex, A., Godwin, A., Cherian, C., & Cyriac, C. (2016). Assessment of Rational Use of Antibiotics in a Private Tertiary Care Teaching Hospital. Indian Journal of Pharmacy Practice, 9(1), 14–18. https://doi.org/10.5530/ijopp.9.1.4

Rao, A. S., & Camilleri, M. (2010). Review article: Metoclopramide and tardive dyskinesia. Alimentary Pharmacology and Therapeutics, 31(1), 11–19. https://doi.org/10.1111/j.1365-2036.2009.04189.x

Rukmini, R., Siahaan, S., & Sari, I. D. (2019). Analisis Implementasi Kebijakan Program Pengendalian Resistensi Antimikroba (PPRA). Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, 22(2), 106–116. https://doi.org/10.22435/hsr.v22i2.1038

Santriani, H. (2020). Karakteristik Penderita Demam Tifoid di RS. Ibnu Sina Kota Makassar Tahun 2016 - 2017. UMI Medical Journal, 5(1), 57–68. https://doi.org/10.33096/umj.v5i1.81

Sultan, R., Mohamad, S., Kota, A., Rizka, G. H., Nansy, E., Susanti, R., Farmasi, P., Kedokteran, F., & Pontianak, U. T. (2015). Demam tifoid merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi pada usus halus yang di transmisikan melewati makanan dan minuman yang terkontaminasi oleh besar di Indonesia , kasus demam tifoid menunjukkan kecendrungan meningkat dar. RSUD Sultan Syarif.

Virdania, K. V., Laksemi, D. A. A. S., & Damayanti, P. A. A. (2018). Hubungan Umur Dengan Jenis Rawat Dan Lama Hari Rawat Inap Pasien Demam Tifoid Di Rsup Sanglah Denpasar Tahun 2014. E-Jurnal Medika, 7(7), 1–7.

Wells, B. G., Dipiro, J. T., Schwinghammer, T. L., & DiPiro, C. V. (2015). Pharmacoterapy A Phatophysiologic Approach. In United State: McGraw-Hill Education.

World Health Organization. (2018). Typhoid and other invasive salmonellosis. Online, 1–13. http://www.who.int/immunization/monitoring_surveillance/burden/vpd/WHO_SurveillanceVaccinePreventable_21_Typhoid_R2.pdf?ua=1

Zakharian, G., Sukrama, D. M., & Fatmawati, N. N. D. (2018). Pemberian antibiotik cefotaxime dengan konsentrasi sublethal pada isolat Klebsiella pnuemoniae yang resisten terhadap ampicilin menginduksi Multi Drug Resisten (MDR). Intisari Sains Medis, 9(1), 64–70. https://doi.org/10.15562/ism.v9i1.166

Unduhan

Diterbitkan

21-08-2023

Cara Mengutip

Pawestri, H., Kurniawati, D., Dona, S., & Melviani, M. (2023). Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Penyakit Demam Tifoid Di Puskesmas Kelua . Jurnal Farmasi SYIFA, 1(2), 77–84. https://doi.org/10.63004/jfs.v1i2.237