Hubungan Penggunaan Alat Kontrasepsi Hormonal Dengan Kejadian Disfungsi Seksual Pada Wanita Di Pustu Parang Kampeng Kec. Teweh Tengah
Kata Kunci:
Kontrasepsi Hormonal, Disfungsi SeksualAbstrak
Pendahuluan: Menurut Catatan Kesehatan Indonesia tahun 2019, mayoritas masyarakat menerima penggunaan obat-obatan oral dan suntik untuk program KB dengan persentase 80% dibandingkan dengan metode lainnya. Salah satu efek samping yang ditimbulkan oleh akseptor suntik KB selama 3 bulan penggunaan jangka panjang adalah gangguan fungsi seksual, akibat perubahan hormonal karena mempunyai efek yang tinggi terhadap progesterone. Tujuan: Untuk Mengetahui hubungan penggunaan kontrasepsi hormonal dengan kejadian disfungsi seksual pada wanita di Pustu Parang Kampeng Kec. Teweh Tengah. Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional analitik dengan desain Cross-sectional. Sampel sebanyak 76 responden dengan teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Chi-Square. Hasil: Dari uji korelasi antara penggunaan kontrasepsi hormonal dengan kejadian disfungsi seksual didapatkan nilai exact signifikan atau p value = 0,089. Nilai p>0,05, sehingga tidak terdapat hubungan antara Penggunaan Kontrasepsi Hormonal dengan Kejadian Disfungsi Seksual pada wanita di Pustu Parang Kampeng Kec. Teweh Tengah. Kesimpulan: Disfungsi seksual lebih sering terjadi pada orang yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan. Namun tidak ada hubungan antara penggunaan kontrasepsi hormonal dan disfungsi seksual. Akseptor keluarga berencana sebaiknya lebih memahami dampak buruk penggunaan kontrasepsi hormonal terhadap kesehatan reproduksi.
Unduhan
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2025 Rusdah Mila, Elvine Ivana Kabuhung, Nur Hidayah, Laurensia Yunita

Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.