Kontrasepsi Suntik Progresteron 3 Bulan Dengan Kenaikan Berat Badan Pada Akseptor Kontrasepsi Hormonal Di Desa Kalangan Kabupaten Tulungagung

Penulis

  • umul farida institut ilmu kesehatan bhakti wiyata kediri
  • Widhi Astuti Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri
  • Ainun Nabila Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

DOI:

https://doi.org/10.63004/jfs.v1i1.174

Kata Kunci:

Berat Badan, Kontrasepsi Suntik 3 Bulan, Keluarga Berencana

Abstrak

Indonesia merupakan negara dengan pertumbuhan penduduk yang tergolong tinggi. Salah satu program pemerintah untuk mengendalikan jumlah pertumbuhan penduduk yaitu dengan menerapkan program KB untuk pasangan usia subur. Sebagian besar wanita di Indonesia menggunakan kontrasepsi hormonal jenis suntik, salah satunya kontrasepi suntik 3 bulan. Pemakaian kontrasepsi suntik progesterone 3 bulan dapat mengakibatkan kenaikan berat badan. Hormon progesterone yang tinggi dapat menstimulus pusat nafsu makan di hypothalamus. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah penggunaan kontrasepsi suntik progesterone 3 bulan dapat mempengaruhi kenaikan berat badan. Metode yang digunakan adalah retrospekif. Pengambilan sampel dengan purposive sampling terhadap wanita berusia 21 – 45 tahun, rutin menggunakan KB suntik 3 bulan selama periode 2020, tidak menggunakan obat - obatan, dan tidak hipersensitivitas terhadap DMPA. Data diperoleh dari catatan akseptor di Bidan Erna Fuadi A sebanyak 70 sampel. Data diolah dengan menghitung rata – rata kenaikan berat badan kemudian dilakukan uji statistic dengan uji chi square. Hasil dari 70 sampel yang mengalami kenaikan sebanyak 54 akseptor dengan kenaikan terbanyak sebesar 1 kg. Kesimpulan dari hasil penelitian terdapat pengaruh atau hubungan antara penggunaan kontrasepsi suntik progesterone 3 bulan dengan kenaikan berat badan ( asym.sig 0,00 < 0,05 ).

Unduhan

Data unduhan belum tersedia.

Referensi

BKKBN. (2015). Kualitas Sumber Daya Manusia Dalam Menggapai Bonus Demografi. Jurnal Populasi, 2(1), 102–114.

Hartanto, H. 2010. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Cetakan Ketujuh. Jakarta. PT Tema Baru.

Haryani D, Santjaka A, S. (2010). Pengaruh Frekuensi Suntik DMPA Terhadap Kenaikan Berat Badan pada Akseptor Kontrasepsi Suntik DMPA. Jurnal Ilmiah Kebidanan, 1(1), 59–72.

Ilmu Keperawatan Darmawati dan Zahra Fitri, J., & Fitri, Z. (n.d.). The Correlation Of Hormonal Contraception Usage And Weight Gain On Hormonal Contraception Acceptor At Batoh Village 2012.

Prijatni, I. dan Rahayu, S. 2016. Kesehatan Reprodukai dan Keluarga Berencana. Jakarta. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Putu Mastiningsih. 2019. Buku Ajar Program Pelayanan Keluarga Berencana. Bogor : In Media

Rambe, N. L. (2020). Perubahan Berat Badan Akseptor KB Implant, Suntik, dan Pil di Wilayah Kerja Puskesmas Terjun Kecamatan Medan Marelan. Jurnal Ilmiah Kebidanan Imelda, 6(1), 11–15.

Septianingrum, Y. dkk. (2018). Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Tingginya Akseptor KB Suntik 3 Bulan ( Factors Affecting the High Rates of 3 Month Injection Contraceptive Acceptors ). Jurnal Ners Dan Kebidanan, 5(1), 15–19.

SDKI. 2017. Indonesia Demographic and Health Survey 2017. Jakarta

Simanjuntak, N. M. (2019). Perbedaan Rerata Berat Badan pada Akseptor DMPA dengan Lama Pemakaian 1-2 Tahun dan 3-4 Tahun. Jurnal Bidan Komunitas, 2(3), 167. https://doi.org/10.33085/jbk.v2i3.4497

Diterbitkan

28-02-2023

Cara Mengutip

farida, U., Astuti, W. ., & Nabila, A. . (2023). Kontrasepsi Suntik Progresteron 3 Bulan Dengan Kenaikan Berat Badan Pada Akseptor Kontrasepsi Hormonal Di Desa Kalangan Kabupaten Tulungagung. Jurnal Farmasi SYIFA, 1(1), 31–35. https://doi.org/10.63004/jfs.v1i1.174