Identifikasi Pelaksanaan Skrining Hipotiroid Kongenital di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Bengkuang

Penulis

  • Sonia Program Studi Sarjana Kebidanan, Fakultas Kesehatan, Universitas Sari Mulia, Indonesia
  • Zulliati Program Studi Sarjana Kebidanan, Fakultas Kesehatan, Universitas Sari Mulia, Indonesia
  • Dwi Sogi Sri Redjeki Program Studi DIII Kebidanan, Fakultas Kesehatan, Universitas Sari Mulia, Indonesia
  • Susanti Suhartati Program Studi Pendidikan Profesi Bidan, Fakultas Kesehatan, Universitas Sari Mulia, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.63004/hrji.v3i3.633

Kata Kunci:

Skrining Hipotiroid Kongenital, Keterampilan, logistik, persetujuan keluarga, kebijakan

Abstrak

Pendahuluan: Permasalahan Hipotiroid merupakan masalah yang sangat penting. Jika tidak segera mendapatkan penanganan, bayi dengan hipotiroid kongenital akan  mengalami gangguan tumbuh kembang hingga retardasi mental. di wilayah kerja UPT Puskesmas Bangkuang sendiri baru menjalankan program SHK pada bulan Oktober Tahun 2023. Dengan jumlah persalinan Oktober 2023 sampai Februari 2024 mencapai 35 persalinan, sedangkan bayi yang hanya di Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) hanya mencapai 20 orang (57,1%). Tujuan: Mengidentifikasi Pelaksanaan Skrining Hipotiroid Kongenital Di Wilayah kerja UPT Puskesmas Bangkuang. Metode: Jenis penelitian ini adalah  Observasional  Analitik  dengan rancangan Cross sectional. Sampel pada penelitian ini adalah 30 orang Tenaga Kesehatan di wilayah kerja UPT Puskesmas Bangkuang. Data penelitian dikumpulkan menggunakan kuesioner kemudian dianalisis menggunakan uji chi square. Hasil: Mayoritas responden tidak tersertifikasi sebanyak 25 orang (83,3%), tidak memiliki logistik sebanyak 12 orang (40%), ada penolakan sebanyak 6 orang (20%), dan Kebijakan belum tersosialisasi sebanyak 18 orang ( 60%). Simpulan: Teridentifikasi rendahnya cakupan pelaksanaan Skrining Hipotiroid Kongenital di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Bangkuang adalahkarena faktor Keterampilan, Logistik, Persetujuan Keluarga dan Kebijakan.

Unduhan

Data unduhan belum tersedia.

Referensi

Anggraini, R., Patria, S. Y., & Julia, M. (2017) Ketepatan Waktu Pelayanan Skrining Hipotiroidism Kongenital di Yogyakarta. Sari Pediatri, 18(6), 436-42.

Faizah, Zakiyatul, dkk. (2022). Deteksi Dini Kelainan Genetik. Surabaya. Airlangga University Press.

Hiola, F. A. A., Hilamuhu, F., & Katili, D. N. O. (2022). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Cakupan Pelaksanaan Skrining Hipotiroid Kongenital di Rsu Prof. Dr. H. Aloe Saboe Kota Gorontalo. Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI), 5(4), 435-440.

Murniarti, (2023). Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan Bayi Baru Lahir Berbasis Kearifan Lokal. Indramayu: CV Adanu Abimata.

Musdalifah, M., Ahri, R. A., & Batara, A. S. (2024). Implementasi Program Skrining Hipotiroid Kongenital Berdasarkan Permenkes No. 78 Tahun 2014 di Kabupaten Pinrang: Implementation of Congenital Hypothyroid Screening Program Based on Permenkes No. 78 Year 2014 in Pinrang District. Journal of Aafiyah Health Research (JAHR), 5(2), 302-315.

Octavius, G. S., Daleni, V. A., & Sagala, Y. D. S. (2024). An insight into Indonesia's progress for newborn screening program: What is currently going on. Heliyon.

Permenkes, 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2014 Tentang Skrinning Hipotiroid Kongenital. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Pulungan, A. B., et al. (2024). Experiences and Challenges with Congenital Hypothyroidism Newborn Screening in Indonesia: A National Cross-Sectional Survey, Int. J. Neonatal Screen. 10(8).

Diterbitkan

28-02-2025

Cara Mengutip

Sonia, Zulliati, Redjeki, D. S. S. ., & Suhartati, S. (2025). Identifikasi Pelaksanaan Skrining Hipotiroid Kongenital di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Bengkuang. Health Research Journal of Indonesia, 3(3), 187–192. https://doi.org/10.63004/hrji.v3i3.633