Sains Medisina
https://wpcpublisher.com/jurnal/index.php/sainsmedisina
<p><strong>SAINS MEDISINA<br />Ketua Editor: </strong>apt. Rina Saputri, M.Farm<br /><strong>ISSN </strong>2964-1853 (online)<br /><strong>Terbit</strong> setiap bulan Februari, April, Juni, Agustus, Oktober, dan Desember</p> <p><strong>Sains Medisina</strong> merupakan media publikasi penelitian orisinil dan <em>review article </em>tentang sains di bidang ilmu farmasi, biomedik, dan ilmu kesehatan. </p>CV. Wadah Publikasi Cendekiaid-IDSains Medisina2964-1853Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Farmasi Terkait Penggunaan Obat Tanpa Resep Di Universitas Muhammadiyah A.R Fachruddin
https://wpcpublisher.com/jurnal/index.php/sainsmedisina/article/view/737
<p>Penggunaan obat tanpa resep atau swamedikasi semakin meningkat di masyarakat, termasuk di kalangan mahasiswa. Mahasiswa farmasi sebagai calon tenaga kesehatan diharapkan memiliki pengetahuan yang memadai untuk melakukan swamedikasi secara tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa Farmasi Universitas Muhammadiyah A.R. Fachruddin terkait penggunaan obat tanpa resep. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif kuantitatif dengan pendekatan non-eksperimental. Sampel terdiri dari 47 mahasiswa Farmasi angkatan 2022 yang dipilih menggunakan teknik <em>accidental sampling</em>. Data diperoleh melalui kuesioner yang disebarkan secara <em>online</em> melalui <em>Whatsapp</em> dan dianalisis secara deskriptif menggunakan persentase skor pengetahuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 36 responden (77%) memiliki tingkat pengetahuan kategori baik, 11 responden (23%) kategori cukup, dan tidak ada yang berada pada kategori kurang. Hasil ini menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa memiliki pemahaman yang baik terkait penggunaan obat tanpa resep, yang mencerminkan kualitas pendidikan farmasi yang diterima. Pengetahuan ini penting sebagai bekal dalam memberikan edukasi kepada masyarakat di masa depan. Namun, masih diperlukan upaya peningkatan pemahaman agar seluruh mahasiswa dapat mencapai tingkat pengetahuan yang optimal.</p>Sheren Irdila NuronaNurlaely AprilianiNova Nur KhalifahWindy NoviantiNita Rusdiana
Hak Cipta (c) 2025 Sheren Irdila Nurona, Nurlaely Apriliani, Nova Nur Khalifah, Windy Novianti, Nita Rusdiana
https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0
2025-06-132025-06-1335280285Pengaruh Pemilihan Pelarut Terhadap Rendemen Ekstrak Daun Teh Hijau(Camellia sinensis) Menggunakan Metode Ekstraksi Maserasi
https://wpcpublisher.com/jurnal/index.php/sainsmedisina/article/view/734
<p>Teh hijau (<em>Camellia sinensis</em>) mengandung beragam senyawa bioaktif seperti polifenol, flavonoid, dan alkaloid yang memiliki manfaat farmakologis. Ekstraksi senyawa-senyawa ini dapat dilakukan dengan metode maserasi, yang efektivitasnya sangat dipengaruhi oleh jenis pelarut yang digunakan. Penelitian ini adalah studi literatur yang bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh pemilihan pelarut terhadap rendemen ekstrak daun teh menggunakan metode maserasi. Data dikumpulkan dari 10 artikel ilmiah yang relevan yang diterbitkan antara tahun 2015 dan 2025. Kriteria inklusi meliputi artikel penelitian asli yang menggunakan metode maserasi untuk ekstraksi daun teh, memuat data rendemen ekstrak, dan ditulis dalam bahasa Indonesia atau Inggris. Artikel yang tidak menggunakan metode maserasi, tidak menyajikan data rendemen, atau diterbitkan di luar rentang tahun yang ditentukan, serta artikel non-ilmiah seperti ulasan umum atau laporan berita, dieksklusi dari penelitian ini. Tinjauan literatur menunjukkan bahwa pelarut dengan polaritas tinggi, seperti etanol 96% dan aquadest, menghasilkan rendemen ekstrak yang lebih tinggi dibandingkan pelarut non-polar seperti kloroform dan n-heksan. Etanol 96% memberikan rendemen tertinggi sebesar 37,87%, sementara kloroform hanya menghasilkan 3,58%. Temuan ini menegaskan bahwa pemilihan pelarut yang tepat sangat penting untuk efisiensi ekstraksi dan kualitas ekstrak yang dihasilkan. Penelitian ini menyoroti pentingnya polaritas pelarut dalam proses maserasi untuk mengoptimalkan perolehan senyawa bioaktif dari daun teh.</p>Risma Kristina Uli PasaribuMuhammad IqbalIhsanti Dwi RahayuAfriyaniRamadhan Triyandi
Hak Cipta (c) 2025 Risma Kristina Uli Pasaribu, Muhammad Iqbal, Ihsanti Dwi Rahayu, Afriyani, Ramadhan Triyandi
https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0
2025-06-012025-06-0135275279Review Artikel: Metode Identifikasi Rhodamin B Pada Sediaan Lipstick, Lipcream, Dan Liptint
https://wpcpublisher.com/jurnal/index.php/sainsmedisina/article/view/736
<p>Zat warna mempunyai peran dalam pewarnaan lipstik sehingga lipstik yang dihasilkan memberikan warna dan penampilan yang sangat menarik. Tetapi perlu diketahui bahwa saat ini juga banyak produsen dan industri kosmetika yang tidak bertanggung jawab menambahkan pewarna berbahaya pada sediaan lipstik. Salah satunya adalah penambahan zat warna Rhodamin B sehingga perlu dilakukan pengujian dengan metode analisa yang sesuai untuk identifikasi zat berbahaya tersebut. Studi ini bertujuan memberikan informasi mengenai metode analisa untuk mengidentifikasi kandungan Rhodamin B pada sediaan Lipstick, Lipcream, dan Liptint. Tinjauan artikel ini dilakukan melalui studi pustaka dari 23 artikel dengan rentang tahun publikasi 2013-2025. Hasil dari tinjauan artikel ini adalah masih terdapat produk Lipstik, Lipcream dan Liptint yang mengandung Rhodamine B yang beredar di pasaran setelah dianalisis secara kualitatif maupun kuantitatif. Metode yang digunakan untuk mengidentifikasi kandungan Rhodamine B secara kualitatif menggunakan metode kromatografi lapis tipis (KLT), Rapid Test Kit, Uji Benang Wol, dan Uji Pewarnaan menggunakan pelarut eter dan analisis kuantitatif untuk menentukan kadar Rhodamine B dapat menggunakan metode Spektrofotometri UV-Vis,Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, dan Kolorimetri secara pencitraan digital.</p>Rosnidar SumardiWidya LuthfiyahNadya Patiwi
Hak Cipta (c) 2025 Rosnidar Sumardi, Widya Luthfiyah, Nadya Patiwi
https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0
2025-06-142025-06-1435286296Review Jurnal: Eksplorasi Khasiat Tumbuhan Bajakah Sebagai Warisan Pengobatan Tradisional Suku Dayak Untuk Penanganan Beragam Penyakit
https://wpcpublisher.com/jurnal/index.php/sainsmedisina/article/view/706
<p>Bajakah (<em>Spatholobus littoralis Hassk</em>.), tumbuhan merambat endemik Kalimantan, telah lama digunakan oleh masyarakat Dayak sebagai obat tradisional. Potensi farmakologis tanaman ini diyakini berasal dari beragam kandungan metabolit sekundernya. Artikel ini merupakan kajian literatur yang merangkum berbagai temuan ilmiah terkait aktivitas biologis dan kandungan fitokimia tanaman bajakah. Beberapa varietas yang dikaji meliputi bajakah tampala, kalalawit, longkur, dan jari lima. Proses ekstraksi yang digunakan dalam penelitian mencakup berbagai pelarut seperti etanol, air, dan n-heksana, kemudian diuji melalui metode DPPH untuk aktivitas antioksidan, uji sitotoksik terhadap sel kanker payudara T47D, efektivitas antimalaria terhadap Plasmodium falciparum, serta uji antibakteri terhadap Staphylococcus aureus dan Candida albicans, dan uji antiinflamasi pada hewan model. Hasil menunjukkan bahwa ekstrak bajakah memiliki aktivitas antioksidan kuat (IC50 serendah 22,31 ppm), aktivitas sitotoksik sedang (IC50 berkisar 407–1136 µg/mL), serta potensi sebagai agen antibakteri, antijamur, antiinflamasi, dan antimalaria. Kandungan fitokimia utama yang ditemukan antara lain flavonoid, alkaloid, saponin, tanin, terpenoid, fenol, dan antrakuinon. Temuan ekologis juga menyebutkan bahwa bajakah tumbuh baik di lahan rawa dengan tanah asam dan kandungan hara makro rendah. Kajian ini dilakukan dengan menelusuri literatur dari berbagai basis data ilmiah nasional dan internasional seperti Google Scholar, ResearchGate, dan PubMed.</p>Novita Fitriana IkfarIvan Charles Seran KlauFina Salsabila nur AiniSeylin Zafira AnantaAnisa Khanif KhusniaNajwa Firida RahmaAlya miladiyah ChayaniAngelita Maulya Cantika PutriSalshabila Dwi Lestari
Hak Cipta (c) 2025 Novita Fitriana Ikfar, Ivan Charles Seran Klau, Fina Salsabila nur Aini, Seylin Zafira Ananta, Anisa Khanif Khusnia, Najwa Firida Rahma, Alya miladiyah Chayani, Angelita Maulya Cantika Putri, Salshabila Dwi Lestari
https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0
2025-06-182025-06-1835297304Formulasi Dan Evaluasi Tablet Hisap Dari Ekstrak Tanaman: Review Artikel
https://wpcpublisher.com/jurnal/index.php/sainsmedisina/article/view/703
<p>Dalam bentuk sediaan padat, tablet hisap didesain untuk terdegradasi secara perlahan di mulut sehingga mampu memberikan efek terapi secara lokal maupun sistemik. Keistimewaannya mencakup ketepatan takaran, kepraktisan penggunaan, serta absorpsi yang lebih cepat dibandingkan bentuk sediaan lain. Studi ini ditujukan untuk mengkaji komposisi dan penilaian sediaan tablet hisap yang menggunakan ekstrak tumbuhan sebagai bahan aktif. Metode yang dilakukan adalah <em>literature review article</em> (LRA) terhadap jurnal-jurnal terkait selama dekade terakhir, hasil kajian literatur mengungkapkan bahwa formulasi tablet hisap sangat bergantung pada pemilihan bahan aktif, bahan tambahan (pemanis, bahan pengikat), dengan metode pembuatan (granulasi basah atau kempa langsung). Bahan pengikat seperti CMC-Na, gelatin, dan PVP berperan dalam menentukan kekerasan, kerapuhan, dan waktu hancur tablet, sementara pemanis seperti sukrosa, manitol, dan <em>xylitol</em> memengaruhi stabilitas dan rasa. Ekstrak tanaman yang telah dilakukan penelitian terbukti efektif diformulasikan menjadi tablet hisap dengan manfaat farmakologis. Evaluasi organoleptik menunjukkan bahwa formulasi harus memenuhi standar kerapuhan, waktu hancur, keseragaman bobot, dan kekerasan. Kesimpulan tablet hisap berbahan ekstrak tanaman dapat menjadi sediaan tablet hisap yang aman dan diterima pasien, terutama untuk kelompok pediatri dan geriatri.</p>Andini Lailita RaniWulan Novita DewiNadiya Difilla SalimSiti Yunita Octaviani Fiky AldhiShawa Satria ParnaenJubri YantoDewi RahmawatiDzakiya Zhihrotulwida
Hak Cipta (c) 2025 Andini Lailita Rani, Wulan Novita Dewi, Nadiya Difilla Salim, Siti Yunita Octaviani , Fiky Aldhi, Shawa Satria Parnaen, Jubri Yanto, Dewi Rahmawati, Dzakiya Zhihrotulwida
https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0
2025-06-192025-06-1935305313Article Review: Tinjauan Teknologi Pengolahan Limbar Cair Farmasi antara Efisiensi dan Dampak Lingkungan
https://wpcpublisher.com/jurnal/index.php/sainsmedisina/article/view/733
<p><span class="s20">Industri farmasi berperan penting dalam meningkatkan kesehatan masyarakat, namun juga menjadi sumber pencemaran lingkungan melalui limbah cair yang mengandung senyawa aktif farmasi (PhACs). Senyawa ini mencakup antibiotik, hormon, dan bahan kimia lain yang bersifat toksik, persisten, serta sulit terurai di lingkungan perairan. Instalasi pengolahan air limbah (IPAL) konvensional umumnya belum mampu menghilangkan senyawa ini secara efektif, sehingga residu farmasi masih ditemukan di air permukaan, tanah, dan bahkan air minum. Hal ini menimbulkan ancaman ekologis serta memicu resistensi antimikroba (AMR). Berbagai teknologi pengolahan telah dikembangkan, seperti kombinasi proses biologis </span><span class="s24">anaerob-aerob, fotokatalisis, elektro-Fenton,</span><span class="s20"> dan </span><span class="s24">adsorpsi</span><span class="s20">, namun masing-masing memiliki keterbatasan teknis dan biaya. Pendekatan inovatif melalui valorisasi limbah menjadi energi atau bahan baku sekunder juga mulai diperkenalkan sebagai solusi berkelanjutan. Di Indonesia, keterbatasan regulasi dan teknologi menjadi tantangan utama dalam pengelolaan limbah cair farmasi. Kajian ini bertujuan meninjau teknologi pengolahan limbah cair farmasi secara global guna mendorong pengembangan sistem yang tepat guna, ramah lingkungan, dan sesuai diterapkan di Indonesia.</span></p>Alya AnggryantiNor Tiara SariNor Latifah
Hak Cipta (c) 2025 Alya Anggryanti, Nor Tiara Sari, Nor Latifah
https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0
2025-06-192025-06-1935314319Review Formulasi Dan Evaluasi Stabilitas Fisik Sediaan Krim Berbahan Alam: Tinjauan Berbasis Berbagai Metode Uji (Cycling, Freeze-Thaw, Sentrifugasi)
https://wpcpublisher.com/jurnal/index.php/sainsmedisina/article/view/738
<p>Krim berbahan alam semakin banyak digunakan dalam bidang farmasi sebagai sediaan topikal yang nyaman dan efektif. Namun, kestabilan fisik produk krim menjadi tantangan yang memerlukan perhatian dalam proses formulasi. Penelitian ini bertujuan untuk meninjau berbagai formulasi krim berbahan alam serta mengevaluasi stabilitas fisiknya berdasarkan metode uji seperti <em>cycling test</em>, <em>freeze-thaw</em>, dan sentrifugasi. Metode yang digunakan adalah <em>systematic review</em> terhadap 10 artikel ilmiah dari tahun 2018 hingga 2025 yang dipilih secara ketat berdasarkan kriteria inklusi tertentu. Evaluasi dilakukan terhadap parameter fisik seperti homogenitas, viskositas, pH, daya sebar, daya lekat, serta pemisahan fase. Hasil tinjauan menunjukkan bahwa beberapa bahan alam seperti ekstrak kacang kedelai, sesewanua, dan kulit pisang Goroho mampu menghasilkan krim yang stabil, sedangkan formulasi lain seperti ekstrak kulit manggis dan bunga melati putih menunjukkan ketidakstabilan. Disimpulkan bahwa kestabilan fisik krim sangat dipengaruhi oleh jenis dan konsentrasi bahan aktif, jenis basis, serta metode pengujian yang digunakan. Proses formulasi yang memperhatikan seluruh aspek ini secara menyeluruh diperlukan untuk menghasilkan sediaan krim yang aman, efektif, dan stabil.</p>Fitria Noor HafifahLaila Sonia AgustinaNor Latifah
Hak Cipta (c) 2025 Fitria Noor Hafifah, Laila Sonia Agustina, Nor Latifah
https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0
2025-06-192025-06-1935320328Article Review: Analisis Kuantitatif Penggunaan Antibiotik Pada Pediatrik Di Indonesia Menggunakan ATC/DDD
https://wpcpublisher.com/jurnal/index.php/sainsmedisina/article/view/739
<p>Penggunaan antibiotik yang tidak tepat menjadi salah faktor pendorong utama terjadinya resistensi yang saat ini masih menjadi ancaman kesehatan global yang semakin mendesak. Di Indonesia, data mengenai pola penggunaan antibiotik pada anak masih terbatas. Di negara berkembang diperkirakan terdapat 30-80% kasus infeksi yang mendapatkan perawatan dengan antibiotik di rumah sakit dan 20-65% penggunaan antibiotik tersebut dinilai kurang tepat. Di Indonesia, sebagai negara dengan populasi besar dan beragam, tantangan dalam mengendalikan penggunaan antibiotik menjadi lebih kompleks, terutama pada populasi pediatri yang rentan. <em>Literature review</em> ini bertujuan untuk mengkaji secara komprehensif literatur yang ada terkait penggunaan metode ATC/DDD sebagai pilihan yang paling banyak digunakan dalam evaluasi kuantitatif penggunaan antibiotik pada pasien pediatri di Indonesia. Metode yang digunakan dalam menyusun <em>articel review</em> ini adalah metode tinjauan pustaka pada artikel yang terbit dalam 10 tahun terakhir dan telah memenuhi kriteria. Dari tinjauan literatur ini, ditemukan bahwa seftriakson, ampisilin, amoksisilin, dan kombinasi ampisilin-sulbaktam merupakan antibiotik yang paling sering diresepkan pada populasi pediatri di Indonesia. Pola peresepan dan penggunaan, serta total konsumsi antibiotik, menunjukkan variabilitas di beberapa fasilitas pelayanan kesehatan yang dikaji. Metode ATC/DDD terbukti menjadi alat yang berguna untuk menganalisis dan membandingkan penggunaan antibiotik secara kuantitatif.</p>Salsabila Anggraini ThahirMirza JunandoCitra Yuliyanda PardilawatiAsep Sukohar
Hak Cipta (c) 2025 Salsabila Anggraini Thahir, Mirza Junando, Citra Yuliyanda Pardilawati, Asep Sukohar
https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0
2025-06-222025-06-2235329335