Sains Medisina
https://wpcpublisher.com/jurnal/index.php/sainsmedisina
<p><strong>SAINS MEDISINA<br />Ketua Editor: </strong>apt. Rina Saputri, M.Farm<br /><strong>ISSN </strong><a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/20221112041071038" target="_blank" rel="noopener">2964-1853</a> (online)<br /><strong>Terbit</strong> setiap bulan Februari, April, Juni, Agustus, Oktober, dan Desember</p> <p><strong>Sains Medisina</strong> merupakan media publikasi penelitian orisinil dan <em>review article</em> di bidang ilmu farmasi, biomedik, dan ilmu kesehatan. </p>CV. Wadah Publikasi Cendekiaid-IDSains Medisina2964-1853Potensi Kombinasi Ekstrak Keji Beling dan Binahong Sebagai Antibakteri Terhadap Bakteri Gram Negatif Penyebab Ulkus Diabetikum
https://wpcpublisher.com/jurnal/index.php/sainsmedisina/article/view/844
<p>Ulkus diabetikum adalah satu keluhan yang terjadi pada pasien diabetes melitus yang sulit disembuhkan dan dapat menyebabkan infeksi bakteri hingga gangren diabetik. Penggunaan antibiotik jangka waktu lama dan dosis yang tidak sesuai dapat menimbulkan ketahanan bakteri yang berdampak pada meningkatkan biaya pengobatan dan angka kematian. Oleh karena itu, penggunaan tanaman obat sebagai alternatif untuk pengobatan mulai banyak dimanfaatkan karena lebih aman dalam penggunaan jangka waktu lama seperti pada tanaman binahong dan keji beling berpotensi sebagai antibakteri karena memiliki kandungan senyawa aktif. Penelitian ini bertujuan untuk menguji potensi senyawa yang diperoleh dari ekstrak etanol tanaman keji beling dan bihanong sebagai antibakteri terhadap bakteri Gram negatif penyebab ulkus diabetikum. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap. Uji antibakteri dilakukan dengan metode difusi Kirby Bauer terhadap <em>Proteus sp.</em> dan <em>Escherichia coli</em>, kemudian data dianalisis dengan uji ANOVA. Berdasarkan hasil yang didapatkan, baik ekstrak tunggal maupun kombinasi keji beling dan binahong dengan perbandingan 2:1 pada konsentrasi 100 mg/mL memberikan daya hambat terbesar terhadap kedua bakteri. Analisis statistik menunjukkan variasi konsentrasi dan kombinasi berpengaruh nyata (p<0,05). Disimpulkan bahwa kombinasi kedua ekstrak memiliki aktivitas antibakteri alami dan berpotensi sebagai agen pendukung penghambatan bakteri penyebab ulkus diabetikum.</p>TIARA DINI HARLITAGANEA QORRY AINASRESTA AZAHRA
Hak Cipta (c) 2025 TIARA DINI HARLITA, GANEA QORRY AINA, SRESTA AZAHRA
https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0
2025-12-012025-12-0142354210.63004/snsmed.v4i2.844Studi In Vivo Kombinasi Herbal Keji Beling, Binahong, dan Madu Kelulut terhadap Penyembuhan Luka Diabetik Hewan Model
https://wpcpublisher.com/jurnal/index.php/sainsmedisina/article/view/847
<p>Diabetes melitus adalah gangguan metabolik yang ditandai dengan tingginya kadar gula dalam darah (hiperglikemia) akibat penurunan sekresi insulin oleh pankreas, berkurangnya sensitifitas insulin, atau keduanya. Salah satu komplikasi yang sering terjadi adalah gangrene/ulkus, yaitu terjadi kerusakan integritas pada kulit yang disebabkan oleh gangguan sirkulasi perifer sehingga jaringan sekitar luka akan mati atau nekrotik dan mengalami pembusukan. Penggunaan bahan herbal sebagai obat luka terus dikembangkan dalam penelitian maupun pemanfaatannya, diantaranya adalah daun binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis), keji beling (Strobilanthes crispus Bl.), dan madu kelulut. Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektifitas pemberian ekstrak daun binahong, daun keji beling, dan madu kelulut terhadap penyembuhan luka diabetik menggunakan hewan uji yaitu mencit putih jantan. Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen murni. Setelah mencit diberi perlakuan, pengukuran diameter luka dimulai pada hari ke-0, 5, 10 dan 15. Hasil penelitian ini kemudian dianalisis menggunakan SPSS versi 25. Hasil uji statistik dengan uji One Way Anova<br>menunjukan nilai p <0,05 yaitu 0,000 yang berarti pemberian kombinasi herbal memiliki pengaruh terhadap penyembuhan luka diabetes. Selanjutnya dilanjutkan uji lanjutan yaitu Uji Duncan’s Multiple Range Test dengan hasil perlakuan yang paling efektif yaitu pemberian kombinasi ekstrak daun binahong dan daun keji beling.</p>Ganea Qorry AinaNursalinda KusumawatiTiara Dini HarlitaWirid Triana Dawam
Hak Cipta (c) 2025 Ganea Qorry Aina, Nursalinda Kusumawati, Tiara Dini Harlita, Wirid Triana Dawam
https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0
2025-12-012025-12-0142434810.63004/snsmed.v4i2.847Aktivitas Antibakteri Ekstrak Metanol Daun Salam Tua (Syzygium polyanthum) terhadap Escherichia coli secara In Vitro
https://wpcpublisher.com/jurnal/index.php/sainsmedisina/article/view/849
<table width="673"> <tbody> <tr> <td width="552"> <p><strong>ABSTRAK</strong>. Infeksi yang disebabkan oleh <em>Escherichia coli</em> masih menjadi salah satu penyebab utama diare di Indonesia. Penggunaan antibiotik sintetis secara berlebihan dapat memicu resistensi, sehingga diperlukan alternatif antibakteri alami. Daun salam (<em>Syzygium polyanthum</em>) diketahui mengandung senyawa metabolit sekunder yang berpotensi sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak metanol daun salam tua terhadap <em>E. coli</em> secara <em>in vitro</em>. Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut metanol. Uji fitokimia dilakukan untuk identifikasi senyawa aktif, uji antioksidan menggunakan metode DPPH, dan uji antibakteri dilakukan dengan metode difusi sumuran pada media <em>Mueller Hinton Agar</em> dengan variasi konsentrasi ekstrak 25, 50, 100, 200, dan 400 µg/well. Hasil uji fitokimia menunjukkan adanya alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, steroid, dan karbohidrat. Aktivitas antioksidan tertinggi diperoleh pada konsentrasi 50 ppm dengan penghambatan 73,48%. Uji antibakteri menunjukkan zona hambat terbesar pada konsentrasi 100 µg/well sebesar 12,78 mm yang termasuk kategori sedang–kuat. Mekanisme penghambatan diduga melalui kerusakan membran sel oleh flavonoid dan tanin. Simpulan penelitian ini adalah ekstrak metanol daun salam tua memiliki aktivitas antibakteri sedang terhadap <em>E. coli</em> dan berpotensi dikembangkan sebagai bahan antibakteri alami untuk mencegah infeksi akibat bakteri Gram-negat</p> <p> </p> </td> </tr> </tbody> </table>Agus EvendiMaria Eka SuryaniNurul Anggrieni
Hak Cipta (c) 2025 Agus Evendi, Maria Eka Suryani, Nurul Anggrieni
https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0
2025-12-012025-12-0142495410.63004/snsmed.v4i2.849Pengaruh Konsentrasi dan Volume Etanol Terhadap Rendemen Ekstrak Tanaman Tapak Liman (Elephantopus Scaber L.) Menggunakan Metode Maserasi
https://wpcpublisher.com/jurnal/index.php/sainsmedisina/article/view/856
<p>Penelitian ini bertujuan mengevaluasi pengaruh konsentrasi dan volume etanol terhadap rendemen ekstrak daun tapak liman (<em>Elephantopus scaber</em> L.) melalui metode maserasi. Studi literatur dilakukan dengan menelusuri artikel ilmiah pada database <em>Google Scholar</em> (tahun 2020–2025) menggunakan kata kunci "ekstraksi daun tapak liman". Dari 671 literatur awal, lima jurnal memenuhi kriteria inklusi (tanaman tunggal, pelarut etanol, metode maserasi, akses terbuka). Hasil analisis menunjukkan bahwa konsentrasi etanol dan volume pelarut berpengaruh signifikan terhadap rendemen. Konsentrasi etanol ≥90% dengan rasio bahan:pelarut 1:10 menghasilkan rendemen tertinggi (15,95%), memenuhi standar Farmakope Herbal Indonesia (≥5,5%). Sebaliknya, etanol 70% menghasilkan rendemen rendah (1,04±0,14%) karena ketidakcocokan polaritas dengan senyawa semi-polar tapak liman. Volume pelarut berlebih mengurangi efisiensi ekstraksi, sedangkan volume kurang membatasi kelarutan senyawa aktif. Simpulan penelitian ini merekomendasikan penggunaan etanol konsentrasi tinggi (≥90%) dan rasio 1:10 untuk optimasi rendemen ekstrak tapak liman dalam skala industri. </p>Aditia Leo HasmalMuhammad IqbalRamadhan TriyandiAfriyani
Hak Cipta (c) 2025 Aditia Leo Hasmal, Muhammad Iqbal, Ramadhan Triyandi, Afriyani
https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0
2025-12-012025-12-0142555910.63004/snsmed.v4i2.856Review Literatur: Green Synthesis Nanopartikel Perak Menggunakan Ekstrak Tanaman sebagai Pendekatan Ramah Lingkungan dalam Terapi Kanker
https://wpcpublisher.com/jurnal/index.php/sainsmedisina/article/view/858
<p>Sintesis hijau nanopartikel perak (AgNPs) menggunakan ekstrak tanaman berkembang sebagai pendekatan yang lebih aman dan ramah lingkungan dibanding sintesis kimia yang melibatkan bahan toksik. Penelitian ini bertujuan mengkaji potensi AgNPs berbasis tanaman sebagai agen antikanker melalui tinjauan literatur terkini. Metode yang digunakan adalah literatur review dengan menganalisis artikel nasional dan internasional mengenai karakteristik fisikokimia AgNPs, mekanisme biologis, serta aktivitas sitotoksik terhadap berbagai sel kanker. Hasil kajian menunjukkan bahwa AgNPs yang disintesis dari tanaman seperti <em>Pueraria tuberosa</em> mampu meningkatkan ROS, merusak DNA, menurunkan potensial membran mitokondria, dan mengaktifkan jalur apoptosis, sehingga efektif menghambat proliferasi sel kanker secara dosis-bergantung. Pembahasan menegaskan bahwa interaksi sinergis antara nanopartikel dan metabolit bioaktif tanaman memberikan selektivitas tinggi terhadap sel kanker, meskipun bukti terkait keamanan jangka panjang dan efektivitas in vivo masih terbatas. Simpulan dari kajian ini adalah bahwa AgNPs berbasis tanaman memiliki prospek besar sebagai terapi antikanker berkelanjutan, namun penelitian lanjutan diperlukan untuk memastikan aspek keamanan dan aplikasinya dalam klinis.</p>Ardi WidiantoMuhammad IqbalFemmy AndrifianieRamadhan Triyandi
Hak Cipta (c) 2025 Ardi Widianto, muhammad Iqbal, Femmy Andrifianie, Ramadhan Triyandi
https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0
2025-12-012025-12-0142606510.63004/snsmed.v4i2.858Literature review : Terapi Non-Farmakologi Terhadap Proses Pemulihan dan Penurunan Intensitas Nyeri Pada Pasien Pasca Tindakan Bedah Sectio Caesarea
https://wpcpublisher.com/jurnal/index.php/sainsmedisina/article/view/864
<p><em>Sectio caesarea</em> atau bedah caesar merupakan tindakan bedah mayor yang dilakukan untuk menyelamatkan ibu dan bayi. Meskipun efektif secara medis, prosedur ini dapat menimbulkan nyeri khususnya pada pasca operasi sehingga berdampak terhadap kenyamanan, kondisi psikologis, dan proses pemulihan pasien. Manajemen nyeri pasca tindakan bedah caesar dapat dilakukan dengan pendekatan farmakologis daan non-farmakologi. Hasil telaah ini disusun dalam bentuk <em>literature review</em> yang bertujuan untuk menggambarkan berbagai jenis terapi non-farmakologi yang efektif dalam menurunkan intensitas nyeri dan membantu dalam proses pemulihan pada pasien pasca tindakan bedah caesar. Penelusuran <em>literature review</em> dilakukan dengan cara menelaah, mengidentifikasi dan menganalisis berbagai <em>literature </em>yang relevan dengan terapi non-farmakologis pada pasien bedah caesar berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil telaah <em>literature review</em> ditemukan bahwa terapi non-farmakologis dengan teknik <em>autogenic</em>, relaksasi pernafasan, terapi musik, pijat kaki, aromaterapi dan relaksasi genggam jari mampu menurunkan skala nyeri dari kategori sedang (skala 5-7) menjadi kategori ringan (skala 2-3). Hal ini dapat disimpulkan bahwa terapi non-farmakologis terbukti efektif dalam menurunkan intensitas nyeri dan meningkatkan kenyamanan pasien.</p>Marshanda NikitaErvina DamayantiMirza JunandoTri Umiana Soleha
Hak Cipta (c) 2025 Marshanda Nikita, Ervina Damayanti, Mirza Junando, Tri Umiana Soleha
https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0
2025-12-082025-12-0842667210.63004/snsmed.v4i2.864