https://wpcpublisher.com/jurnal/index.php/sainsmedisina/issue/feedSains Medisina2025-07-01T08:05:58+00:00apt. Rina Saputri, M.Farmsainsmedisina@wpcpublisher.comOpen Journal Systems<p><strong>SAINS MEDISINA<br />Ketua Editor: </strong>apt. Rina Saputri, M.Farm<br /><strong>ISSN </strong>2964-1853 (online)<br /><strong>Terbit</strong> setiap bulan Februari, April, Juni, Agustus, Oktober, dan Desember</p> <p><strong>Sains Medisina</strong> merupakan media publikasi penelitian orisinil dan <em>review article</em> di bidang ilmu farmasi, biomedik, dan ilmu kesehatan. </p>https://wpcpublisher.com/jurnal/index.php/sainsmedisina/article/view/737Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Farmasi Terkait Penggunaan Obat Tanpa Resep Di Universitas Muhammadiyah A.R Fachruddin2025-06-13T04:09:36+00:00Sheren Irdila Nuronasherenirdilla@gmail.comNurlaely Aprilianimynicknamelaely@gmail.comNova Nur Khalifahnovakhalifah412@gmail.comWindy NoviantiWindynovianti14@gmail.comNita Rusdiananita.rusdiana111@gmail.com<p>Penggunaan obat tanpa resep atau swamedikasi semakin meningkat di masyarakat, termasuk di kalangan mahasiswa. Mahasiswa farmasi sebagai calon tenaga kesehatan diharapkan memiliki pengetahuan yang memadai untuk melakukan swamedikasi secara tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa Farmasi Universitas Muhammadiyah A.R. Fachruddin terkait penggunaan obat tanpa resep. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif kuantitatif dengan pendekatan non-eksperimental. Sampel terdiri dari 47 mahasiswa Farmasi angkatan 2022 yang dipilih menggunakan teknik <em>accidental sampling</em>. Data diperoleh melalui kuesioner yang disebarkan secara <em>online</em> melalui <em>Whatsapp</em> dan dianalisis secara deskriptif menggunakan persentase skor pengetahuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 36 responden (77%) memiliki tingkat pengetahuan kategori baik, 11 responden (23%) kategori cukup, dan tidak ada yang berada pada kategori kurang. Hasil ini menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa memiliki pemahaman yang baik terkait penggunaan obat tanpa resep, yang mencerminkan kualitas pendidikan farmasi yang diterima. Pengetahuan ini penting sebagai bekal dalam memberikan edukasi kepada masyarakat di masa depan. Namun, masih diperlukan upaya peningkatan pemahaman agar seluruh mahasiswa dapat mencapai tingkat pengetahuan yang optimal.</p>2025-06-13T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2025 Sheren Irdila Nurona, Nurlaely Apriliani, Nova Nur Khalifah, Windy Novianti, Nita Rusdianahttps://wpcpublisher.com/jurnal/index.php/sainsmedisina/article/view/734Pengaruh Pemilihan Pelarut Terhadap Rendemen Ekstrak Daun Teh Hijau(Camellia sinensis) Menggunakan Metode Ekstraksi Maserasi2025-06-05T02:29:10+00:00Risma Kristina Uli Pasariburismapasaribu675@gmail.comMuhammad Iqbalrismapasaribu675@gmail.comIhsanti Dwi Rahayurismapasaribu675@gmail.comAfriyanirismapasaribu675@gmail.comRamadhan Triyandirismapasaribu675@gmail.com<p>Teh hijau (<em>Camellia sinensis</em>) mengandung beragam senyawa bioaktif seperti polifenol, flavonoid, dan alkaloid yang memiliki manfaat farmakologis. Ekstraksi senyawa-senyawa ini dapat dilakukan dengan metode maserasi, yang efektivitasnya sangat dipengaruhi oleh jenis pelarut yang digunakan. Penelitian ini adalah studi literatur yang bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh pemilihan pelarut terhadap rendemen ekstrak daun teh menggunakan metode maserasi. Data dikumpulkan dari 10 artikel ilmiah yang relevan yang diterbitkan antara tahun 2015 dan 2025. Kriteria inklusi meliputi artikel penelitian asli yang menggunakan metode maserasi untuk ekstraksi daun teh, memuat data rendemen ekstrak, dan ditulis dalam bahasa Indonesia atau Inggris. Artikel yang tidak menggunakan metode maserasi, tidak menyajikan data rendemen, atau diterbitkan di luar rentang tahun yang ditentukan, serta artikel non-ilmiah seperti ulasan umum atau laporan berita, dieksklusi dari penelitian ini. Tinjauan literatur menunjukkan bahwa pelarut dengan polaritas tinggi, seperti etanol 96% dan aquadest, menghasilkan rendemen ekstrak yang lebih tinggi dibandingkan pelarut non-polar seperti kloroform dan n-heksan. Etanol 96% memberikan rendemen tertinggi sebesar 37,87%, sementara kloroform hanya menghasilkan 3,58%. Temuan ini menegaskan bahwa pemilihan pelarut yang tepat sangat penting untuk efisiensi ekstraksi dan kualitas ekstrak yang dihasilkan. Penelitian ini menyoroti pentingnya polaritas pelarut dalam proses maserasi untuk mengoptimalkan perolehan senyawa bioaktif dari daun teh.</p>2025-06-01T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2025 Risma Kristina Uli Pasaribu, Muhammad Iqbal, Ihsanti Dwi Rahayu, Afriyani, Ramadhan Triyandihttps://wpcpublisher.com/jurnal/index.php/sainsmedisina/article/view/736Review Artikel: Metode Identifikasi Rhodamin B Pada Sediaan Lipstick, Lipcream, Dan Liptint2025-06-12T06:48:18+00:00Rosnidar Sumardirosnidar2211@gmail.comWidya Luthfiyahrosnidar2211@gmail.comNadya Patiwirosnidar2211@gmail.com<p>Zat warna mempunyai peran dalam pewarnaan lipstik sehingga lipstik yang dihasilkan memberikan warna dan penampilan yang sangat menarik. Tetapi perlu diketahui bahwa saat ini juga banyak produsen dan industri kosmetika yang tidak bertanggung jawab menambahkan pewarna berbahaya pada sediaan lipstik. Salah satunya adalah penambahan zat warna Rhodamin B sehingga perlu dilakukan pengujian dengan metode analisa yang sesuai untuk identifikasi zat berbahaya tersebut. Studi ini bertujuan memberikan informasi mengenai metode analisa untuk mengidentifikasi kandungan Rhodamin B pada sediaan Lipstick, Lipcream, dan Liptint. Tinjauan artikel ini dilakukan melalui studi pustaka dari 23 artikel dengan rentang tahun publikasi 2013-2025. Hasil dari tinjauan artikel ini adalah masih terdapat produk Lipstik, Lipcream dan Liptint yang mengandung Rhodamine B yang beredar di pasaran setelah dianalisis secara kualitatif maupun kuantitatif. Metode yang digunakan untuk mengidentifikasi kandungan Rhodamine B secara kualitatif menggunakan metode kromatografi lapis tipis (KLT), Rapid Test Kit, Uji Benang Wol, dan Uji Pewarnaan menggunakan pelarut eter dan analisis kuantitatif untuk menentukan kadar Rhodamine B dapat menggunakan metode Spektrofotometri UV-Vis,Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, dan Kolorimetri secara pencitraan digital.</p>2025-06-14T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2025 Rosnidar Sumardi, Widya Luthfiyah, Nadya Patiwihttps://wpcpublisher.com/jurnal/index.php/sainsmedisina/article/view/706Review Jurnal: Eksplorasi Khasiat Tumbuhan Bajakah Sebagai Warisan Pengobatan Tradisional Suku Dayak Untuk Penanganan Beragam Penyakit2025-05-22T03:15:12+00:00Novita Fitriana Ikfarivan.charles0608@gmail.comIvan Charles Seran Klauivan.charles0608@gmail.comFina Salsabila nur Ainiivan.charles0608@gmail.comSeylin Zafira Anantaivan.charles0608@gmail.comAnisa Khanif Khusniaivan.charles0608@gmail.comNajwa Firida Rahmaivan.charles0608@gmail.comAlya miladiyah Chayaniivan.charles0608@gmail.comAngelita Maulya Cantika Putriivan.charles0608@gmail.comSalshabila Dwi Lestariivan.charles0608@gmail.com<p>Bajakah (<em>Spatholobus littoralis Hassk</em>.), tumbuhan merambat endemik Kalimantan, telah lama digunakan oleh masyarakat Dayak sebagai obat tradisional. Potensi farmakologis tanaman ini diyakini berasal dari beragam kandungan metabolit sekundernya. Artikel ini merupakan kajian literatur yang merangkum berbagai temuan ilmiah terkait aktivitas biologis dan kandungan fitokimia tanaman bajakah. Beberapa varietas yang dikaji meliputi bajakah tampala, kalalawit, longkur, dan jari lima. Proses ekstraksi yang digunakan dalam penelitian mencakup berbagai pelarut seperti etanol, air, dan n-heksana, kemudian diuji melalui metode DPPH untuk aktivitas antioksidan, uji sitotoksik terhadap sel kanker payudara T47D, efektivitas antimalaria terhadap Plasmodium falciparum, serta uji antibakteri terhadap Staphylococcus aureus dan Candida albicans, dan uji antiinflamasi pada hewan model. Hasil menunjukkan bahwa ekstrak bajakah memiliki aktivitas antioksidan kuat (IC50 serendah 22,31 ppm), aktivitas sitotoksik sedang (IC50 berkisar 407–1136 µg/mL), serta potensi sebagai agen antibakteri, antijamur, antiinflamasi, dan antimalaria. Kandungan fitokimia utama yang ditemukan antara lain flavonoid, alkaloid, saponin, tanin, terpenoid, fenol, dan antrakuinon. Temuan ekologis juga menyebutkan bahwa bajakah tumbuh baik di lahan rawa dengan tanah asam dan kandungan hara makro rendah. Kajian ini dilakukan dengan menelusuri literatur dari berbagai basis data ilmiah nasional dan internasional seperti Google Scholar, ResearchGate, dan PubMed.</p>2025-06-18T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2025 Novita Fitriana Ikfar, Ivan Charles Seran Klau, Fina Salsabila nur Aini, Seylin Zafira Ananta, Anisa Khanif Khusnia, Najwa Firida Rahma, Alya miladiyah Chayani, Angelita Maulya Cantika Putri, Salshabila Dwi Lestarihttps://wpcpublisher.com/jurnal/index.php/sainsmedisina/article/view/703Formulasi Dan Evaluasi Tablet Hisap Dari Ekstrak Tanaman: Review Artikel2025-05-16T05:14:19+00:00Andini Lailita Raniandinilailita28@gmail.comWulan Novita Dewiwulannop123@gmail.comNadiya Difilla Saliminadiadevilla@gmail.comSiti Yunita Octaviani yunitaocta67@gmail.comFiky Aldhifikyaldhi605@gmail.comShawa Satria Parnaensatriasatria152@gmail.comJubri Yantojubriyanto686@gmail.comDewi Rahmawatidewi.rahma@uam.ac.idDzakiya Zhihrotulwidadewi.rahma@uam.ac.id<p>Dalam bentuk sediaan padat, tablet hisap didesain untuk terdegradasi secara perlahan di mulut sehingga mampu memberikan efek terapi secara lokal maupun sistemik. Keistimewaannya mencakup ketepatan takaran, kepraktisan penggunaan, serta absorpsi yang lebih cepat dibandingkan bentuk sediaan lain. Studi ini ditujukan untuk mengkaji komposisi dan penilaian sediaan tablet hisap yang menggunakan ekstrak tumbuhan sebagai bahan aktif. Metode yang dilakukan adalah <em>literature review article</em> (LRA) terhadap jurnal-jurnal terkait selama dekade terakhir, hasil kajian literatur mengungkapkan bahwa formulasi tablet hisap sangat bergantung pada pemilihan bahan aktif, bahan tambahan (pemanis, bahan pengikat), dengan metode pembuatan (granulasi basah atau kempa langsung). Bahan pengikat seperti CMC-Na, gelatin, dan PVP berperan dalam menentukan kekerasan, kerapuhan, dan waktu hancur tablet, sementara pemanis seperti sukrosa, manitol, dan <em>xylitol</em> memengaruhi stabilitas dan rasa. Ekstrak tanaman yang telah dilakukan penelitian terbukti efektif diformulasikan menjadi tablet hisap dengan manfaat farmakologis. Evaluasi organoleptik menunjukkan bahwa formulasi harus memenuhi standar kerapuhan, waktu hancur, keseragaman bobot, dan kekerasan. Kesimpulan tablet hisap berbahan ekstrak tanaman dapat menjadi sediaan tablet hisap yang aman dan diterima pasien, terutama untuk kelompok pediatri dan geriatri.</p>2025-06-19T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2025 Andini Lailita Rani, Wulan Novita Dewi, Nadiya Difilla Salim, Siti Yunita Octaviani , Fiky Aldhi, Shawa Satria Parnaen, Jubri Yanto, Dewi Rahmawati, Dzakiya Zhihrotulwidahttps://wpcpublisher.com/jurnal/index.php/sainsmedisina/article/view/733Article Review: Tinjauan Teknologi Pengolahan Limbar Cair Farmasi antara Efisiensi dan Dampak Lingkungan2025-06-05T02:44:23+00:00Alya Anggryantialyaanggryanti@email.comNor Tiara Saritiarasari290624@gmail.comNor Latifahalyaanggryanti@email.com<p><span class="s20">Industri farmasi berperan penting dalam meningkatkan kesehatan masyarakat, namun juga menjadi sumber pencemaran lingkungan melalui limbah cair yang mengandung senyawa aktif farmasi (PhACs). Senyawa ini mencakup antibiotik, hormon, dan bahan kimia lain yang bersifat toksik, persisten, serta sulit terurai di lingkungan perairan. Instalasi pengolahan air limbah (IPAL) konvensional umumnya belum mampu menghilangkan senyawa ini secara efektif, sehingga residu farmasi masih ditemukan di air permukaan, tanah, dan bahkan air minum. Hal ini menimbulkan ancaman ekologis serta memicu resistensi antimikroba (AMR). Berbagai teknologi pengolahan telah dikembangkan, seperti kombinasi proses biologis </span><span class="s24">anaerob-aerob, fotokatalisis, elektro-Fenton,</span><span class="s20"> dan </span><span class="s24">adsorpsi</span><span class="s20">, namun masing-masing memiliki keterbatasan teknis dan biaya. Pendekatan inovatif melalui valorisasi limbah menjadi energi atau bahan baku sekunder juga mulai diperkenalkan sebagai solusi berkelanjutan. Di Indonesia, keterbatasan regulasi dan teknologi menjadi tantangan utama dalam pengelolaan limbah cair farmasi. Kajian ini bertujuan meninjau teknologi pengolahan limbah cair farmasi secara global guna mendorong pengembangan sistem yang tepat guna, ramah lingkungan, dan sesuai diterapkan di Indonesia.</span></p>2025-06-19T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2025 Alya Anggryanti, Nor Tiara Sari, Nor Latifahhttps://wpcpublisher.com/jurnal/index.php/sainsmedisina/article/view/738Review Formulasi Dan Evaluasi Stabilitas Fisik Sediaan Krim Berbahan Alam: Tinjauan Berbasis Berbagai Metode Uji (Cycling, Freeze-Thaw, Sentrifugasi)2025-06-13T10:29:54+00:00Fitria Noor Hafifahlailasoniaagustina@gmail.comLaila Sonia Agustinafitrianrhffah@gmail.comNor Latifahfitrianrhffah@gmail.com<p>Krim berbahan alam semakin banyak digunakan dalam bidang farmasi sebagai sediaan topikal yang nyaman dan efektif. Namun, kestabilan fisik produk krim menjadi tantangan yang memerlukan perhatian dalam proses formulasi. Penelitian ini bertujuan untuk meninjau berbagai formulasi krim berbahan alam serta mengevaluasi stabilitas fisiknya berdasarkan metode uji seperti <em>cycling test</em>, <em>freeze-thaw</em>, dan sentrifugasi. Metode yang digunakan adalah <em>systematic review</em> terhadap 10 artikel ilmiah dari tahun 2018 hingga 2025 yang dipilih secara ketat berdasarkan kriteria inklusi tertentu. Evaluasi dilakukan terhadap parameter fisik seperti homogenitas, viskositas, pH, daya sebar, daya lekat, serta pemisahan fase. Hasil tinjauan menunjukkan bahwa beberapa bahan alam seperti ekstrak kacang kedelai, sesewanua, dan kulit pisang Goroho mampu menghasilkan krim yang stabil, sedangkan formulasi lain seperti ekstrak kulit manggis dan bunga melati putih menunjukkan ketidakstabilan. Disimpulkan bahwa kestabilan fisik krim sangat dipengaruhi oleh jenis dan konsentrasi bahan aktif, jenis basis, serta metode pengujian yang digunakan. Proses formulasi yang memperhatikan seluruh aspek ini secara menyeluruh diperlukan untuk menghasilkan sediaan krim yang aman, efektif, dan stabil.</p>2025-06-19T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2025 Fitria Noor Hafifah, Laila Sonia Agustina, Nor Latifahhttps://wpcpublisher.com/jurnal/index.php/sainsmedisina/article/view/739Article Review: Analisis Kuantitatif Penggunaan Antibiotik Pada Pediatrik Di Indonesia Menggunakan ATC/DDD2025-06-14T04:17:45+00:00Salsabila Anggraini Thahirsalsabila.thahir16@gmail.comMirza Junandomirzanando@gmail.comCitra Yuliyanda Pardilawaticitra.yuliyanda@gmail.comAsep Sukoharasepsukohar@gmail.com<p>Penggunaan antibiotik yang tidak tepat menjadi salah faktor pendorong utama terjadinya resistensi yang saat ini masih menjadi ancaman kesehatan global yang semakin mendesak. Di Indonesia, data mengenai pola penggunaan antibiotik pada anak masih terbatas. Di negara berkembang diperkirakan terdapat 30-80% kasus infeksi yang mendapatkan perawatan dengan antibiotik di rumah sakit dan 20-65% penggunaan antibiotik tersebut dinilai kurang tepat. Di Indonesia, sebagai negara dengan populasi besar dan beragam, tantangan dalam mengendalikan penggunaan antibiotik menjadi lebih kompleks, terutama pada populasi pediatri yang rentan. <em>Literature review</em> ini bertujuan untuk mengkaji secara komprehensif literatur yang ada terkait penggunaan metode ATC/DDD sebagai pilihan yang paling banyak digunakan dalam evaluasi kuantitatif penggunaan antibiotik pada pasien pediatri di Indonesia. Metode yang digunakan dalam menyusun <em>articel review</em> ini adalah metode tinjauan pustaka pada artikel yang terbit dalam 10 tahun terakhir dan telah memenuhi kriteria. Dari tinjauan literatur ini, ditemukan bahwa seftriakson, ampisilin, amoksisilin, dan kombinasi ampisilin-sulbaktam merupakan antibiotik yang paling sering diresepkan pada populasi pediatri di Indonesia. Pola peresepan dan penggunaan, serta total konsumsi antibiotik, menunjukkan variabilitas di beberapa fasilitas pelayanan kesehatan yang dikaji. Metode ATC/DDD terbukti menjadi alat yang berguna untuk menganalisis dan membandingkan penggunaan antibiotik secara kuantitatif.</p>2025-06-22T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2025 Salsabila Anggraini Thahir, Mirza Junando, Citra Yuliyanda Pardilawati, Asep Sukoharhttps://wpcpublisher.com/jurnal/index.php/sainsmedisina/article/view/740Gambaran Pola Makan, Aktivitas Fisik Dan Status Gizi Pada Pasien Diabetes Melitus : Literature Review2025-06-16T08:59:53+00:00Firli Barakahmbovivi4@gmail.comDedek Safitri Br Pandianganmbovivi4@gmail.comMarniatimarniati@utu.ac.id<!--StartFragment--> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: normal;"><span style="font-size: 10.0pt; font-family: 'Times New Roman',serif; mso-fareast-font-family: 'Times New Roman'; mso-ansi-language: IN;">Kondisi metabolik kronis yang disebut diabetes melitus tipe II ditandai oleh kadar gula darah yang tinggi yang disebabkan oleh malfungsi dalam produksi atau aktivitas insulin. Dengan mempromosikan penyerapan glukosa ke dalam sel-sel tubuh seperti otot, lemak, dan hati</span> <span style="font-size: 10.0pt; font-family: 'Times New Roman',serif; mso-fareast-font-family: 'Times New Roman'; mso-ansi-language: IN;">untuk digunakan sebagai sumber energi, insulin memainkan peran penting dalam mengontrol kadar glukosa darah. Status gizi seseorang dapat dipengaruhi oleh pilihan gaya hidup yang tidak sehat, yang merupakan faktor penyumbang utama untuk diabetes tipe II, termasuk pola makan yang buruk dan kurangnya aktivitas,</span> <span style="font-size: 10.0pt; font-family: 'Times New Roman',serif; mso-fareast-font-family: 'Times New Roman'; mso-ansi-language: IN;">Untuk membantu upaya mengendalikan dan mencegah masalah, studi ini mencoba memberikan gambaran tentang kebiasaan makan, aktivitas fisik, dan pengendalian status gizi individu dengan diabetes tipe II. Sebuah strategi lietratur review yang mencakup 30 jurnal terkait digunakan untuk melakukan studi ini. Temuan menunjukkan bahwa tingkat aktivitas fisik yang rendah, komposisi nutrisi yang tidak merata, dan pola makan yang tidak teratur adalah penyebab utama penyakit ini. Singkatnya, faktor risiko utama untuk diabetes mellitus tipe II adalah kebiasaan makan yang buruk dan kurangnya olahraga. Oleh karena itu, menetapkan kebiasaan makanan dan aktivitas fisik yang teratur sebagai langkah pencegahan memerlukan dukungan keluarga dan pengetahuan individu.</span></p> <!--EndFragment-->2025-06-29T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2025 Firli Barakah, Dedek Safitri Br Pandiangan, Marniatihttps://wpcpublisher.com/jurnal/index.php/sainsmedisina/article/view/741Tinjauan Sistem Pengolahan Limbah B3 Pada Sektor Kesehatan Dan Industri2025-06-17T10:43:34+00:00Veressa Alfiantisilviarisma111@gmail.comSilvia Rismawatisilviarisma111@gmail.comNor Latifahsilviarisma111@gmail.com<p>Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dari sektor kesehatan dan industri<br>merupakan ancaman serius terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat jika tidak dikelola dengan<br>baik. Artikel ini bertujuan mereview sistem pengolahan limbah B3 yang diterapkan pada fasilitas<br>pelayanan kesehatan dan sektor industri di Indonesia. Metode penelitian berupa kajian pustaka<br>terhadap artikel ilmiah, laporan institusi, dan regulasi yang relevan lima tahun terakhir. Hasil<br>menunjukkan bahwa teknologi pengolahan yang digunakan meliputi insinerasi, autoklaf, solidifikasi,<br>dan teknologi termal lainnya, namun masih ditemukan kendala dalam penerapan standar pengolahan,<br>keterbatasan fasilitas, dan pengawasan regulasi. Sistem pengolahan limbah B3 masih menghadapi<br>tantangan seperti infrastruktur terbatas, biaya tinggi, dan kepatuhan rendah terhadap peraturan. Perlu<br>upaya peningkatan kapasitas pengelolaan melalui sinergi regulasi, teknologi tepat guna, dan pelatihan<br>SDM.</p> <p><br>Kata kunci: limbah B3, pengolahan limbah, rumah sakit, industri, lingkungan</p>2025-06-30T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2025 Veressa Alfianti, Silvia Rismawati, Nor Latifahhttps://wpcpublisher.com/jurnal/index.php/sainsmedisina/article/view/742Review Sistem Penanganan Produk Kembalian dan Penarikan Produk Berdasarkan Panduan GMP2025-06-18T02:59:19+00:00Della Prastykadellaprastyka@gmail.comFithri Mutia Nugrahadellaprastyka@gmail.comNor Latifahdellaprastyka@gmail.com<p>Penanganan produk kembalian dan penarikan produk merupakan aspek penting dalam menjamin mutu serta keselamatan penggunaan produk farmasi. Panduan Good Manufacturing Practices (GMP) mengatur standar yang harus diikuti oleh industri farmasi untuk mencegah distribusi produk cacat atau berpotensi membahayakan pasien. Penulisan ini bertujuan untuk mengulas sistem penanganan produk kembalian dan penarikan produk berdasarkan regulasi GMP yang berlaku, serta mengevaluasi implementasi dan tantangan yang sering dihadapi industri farmasi. Metode yang digunakan adalah tinjauan pustaka terhadap sejumlah dokumen GMP internasional maupun nasional, serta studi kasus dari beberapa industri terkait. Hasil telaah menunjukkan bahwa sistem yang efektif mencakup dokumentasi rinci, sistem pelacakan yang akurat, keterlibatan unit mutu, dan pelatihan SDM yang memadai. Kendala umum yang ditemukan meliputi keterbatasan teknologi pelacakan, rendahnya kesadaran mutu, serta kurangnya evaluasi pascapenarikan. Simpulan dari kajian ini menunjukkan bahwa penerapan sistem penanganan produk kembalian dan penarikan produk yang sesuai panduan GMP sangat krusial dalam menjamin keselamatan pasien serta menjaga integritas produsen.</p>2025-06-30T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2025 Della Prastyka, Fithri Mutia Nugraha, Nor Latifahhttps://wpcpublisher.com/jurnal/index.php/sainsmedisina/article/view/744Hubungan Antar Pola Makan Dan Aktivitas Fisik Terhadap Obesitas Pada Anak Sekolah Dasar Di Provinsi Aceh Barat : Literatur Review2025-06-18T05:26:46+00:00lili agustinaliliagustina032@gmail.comMolida Khairulishaliliagustina032@gmail.comMarniatililiagustina032@gmail.com<p>Obesitas merupakan salah satu masalah gizi yang saat ini tidak hanya melibatkan kekurangan gizi, tetapi juga kelebihan gizi, terutama pada anak usia sekolah dasar. Obesitas didefinisikan sebagai kondisi penumpukan lemak berlebih dalam tubuh yang dapat menimbulkan berbagai gangguan kesehatan baik fisik maupun psikologis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor penyebab dan dampak obesitas pada anak sekolah dasar, serta mengevaluasi peran pola makan dan aktivitas fisik dalam kejadian obesitas tersebut. Penelitian ini menggunakan metode literature review atau tinjauan pustaka dengan mengumpulkan dan mengevaluasi artikel-artikel yang terindeks Nasional 21 artikel dan yang terindeks Internasional 9 artikel . Pencarian literatur dilakukan melalui Google Scholar dengan kata kunci pola makan, aktivitas fisik, dan obesitas pada anak sekolah dasar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa obesitas pada anak usia sekolah dipengaruhi oleh beberapa faktor utama seperti pola makan tinggi kalori dan rendah serat, aktivitas fisik yang minim, serta pengaruh lingkungan dan perilaku sedentari. Dampak obesitas tidak hanya mencakup gangguan kesehatan fisik seperti penyakit metabolik dan degeneratif, tetapi juga berdampak pada kondisi psikososial anak. Kesimpulan dari artikel ini adalah obesitas pada anak sekolah dasar, terbukti bahwa pola makan tidak sehat dan kurangnya aktivitas fisik merupakan faktor utama penyebab obesitas.. Saran ke depan adalah diperlukan untuk memahami interaksi kompleks antar faktor risiko dan untuk mengembangkan strategi pencegahan dan penanganan obesitas yang lebih efektif dan berkelanjutan.</p>2025-06-30T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2025 lili agustina, Molida Khairulisha, Marniatihttps://wpcpublisher.com/jurnal/index.php/sainsmedisina/article/view/743Review Artikel: Penyebab Produk Farmasi Ditarik Di Pasaran2025-06-18T03:24:38+00:00Aulia Azkiaaulyzk24@gmail.comPadma Azzahra Ramadhanizahrabintang57@gmail.comNor Latifahnor_latipah@umbjm.ac.id<p>Industri farmasi memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan masyarakat dengan menyediakan obat-obatan yang aman, berkhasiat, dan bermutu. Namun, produk farmasi sering ditarik dari peredaran, yang dikenal sebagai product recall, yaitu tindakan meminta pengembalian suatu batch atau seluruh proses produksi karena cacat, masalah keamanan, atau isu efisiensi. Fenomena ini tidak hanya merugikan finansial perusahaan tetapi juga mengancam kesehatan dan keselamatan konsumen. Penyebab utama penarikan sangat beragam, terutama masalah kualitas dan cacat produksi. Kontaminasi, kesalahan label, reaksi obat yang tidak diinginkan, dan produk cacat adalah penyebab umum. Ketidakpatuhan terhadap Good Manufacturing Practice (GMP) sering menjadi akar masalah kualitas ini, mencakup kebersihan fasilitas, penanganan peralatan, hingga higiene karyawan. Kesalahan pelabelan dan informasi produk yang tidak akurat juga menjadi alasan penting penarikan. Dampak finansial dari penarikan produk farmasi sangat signifikan, terutama untuk kasus dengan tingkat bahaya tinggi (Kelas I) yang dapat menyebabkan kerugian besar bagi perusahaan. Regulasi ketat seperti Peraturan BPOM Nomor 14 Tahun 2022 sangat esensial untuk melindungi masyarakat dan mendorong kepatuhan industri.</p>2025-06-30T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2025 Aulia Azkia, Padma Azzahra Ramadhani, Nor Latifahhttps://wpcpublisher.com/jurnal/index.php/sainsmedisina/article/view/746Review Artikel: Peran Dan Tantangan Implementasi Audit Lingkungan Dalam Peningkatan Kepatuhan Pengelolaan Limbah Di Industri Farmasi Indonesia2025-06-18T06:07:23+00:00Zalmiatizalmiati9@gmail.comLidya Syahjiahzalmiati9@gmail.comNor Latifahzalmiati9@gmail.com<p>Pengelolaan limbah yang dihasilkan oleh industri farmasi, terutama yang mengandung Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), menimbulkan tantangan serius bagi kelestarian lingkungan dan kesehatan masyarakat. Dalam konteks ini, audit lingkungan memegang peranan penting sebagai instrumen krusial untuk memastikan kepatuhan perusahaan terhadap peraturan, sekaligus mendorong upaya perbaikan berkelanjutan dalam penanganan limbah. Meskipun Indonesia telah memiliki pedoman nasional yang komprehensif, seperti Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2020, implementasinya di lapangan masih menghadapi beragam kendala. Berbagai studi menunjukkan adanya variasi tingkat kepatuhan yang signifikan di berbagai fasilitas pelayanan kesehatan, mulai dari rumah sakit besar hingga apotek komunitas, yang sebagian besar masih belum sepenuhnya mengikuti standar pengelolaan limbah obat dan medis yang ditetapkan. Artikel ini bertujuan untuk meninjau secara mendalam bagaimana audit lingkungan berperan vital dalam meningkatkan kepatuhan industri farmasi terhadap regulasi pengelolaan limbah, seraya mengidentifikasi berbagai hambatan yang muncul dalam proses implementasinya. Tantangan utama yang terungkap meliputi ketidakseimbangan kapasitas pengolahan limbah antar wilayah, kompleksitas serta kurangnya sinkronisasi dalam regulasi, absennya dimensi etika dan moral dalam kebijakan pelaksanaan, hingga kesenjangan teknologi yang masih menjadi kendala. Oleh karena itu, diperlukan sinergi yang kuat dan kolaborasi aktif antara pemerintah sebagai regulator, industri farmasi itu sendiri sebagai penghasil limbah, dan seluruh pihak terkait lainnya untuk mencapai pengelolaan limbah farmasi yang efektif dan berkelanjutan. Upaya ini tidak hanya berfokus pada aspek teknis dan administratif, tetapi juga harus menumbuhkan kesadaran kolektif untuk menjaga lingkungan yang bersih dan bertanggung jawab demi generasi mendatang.</p>2025-06-30T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2025 Zalmiati, Lidya Syahjiah, Nor Latifahhttps://wpcpublisher.com/jurnal/index.php/sainsmedisina/article/view/747Hubungan Perilaku Merokok Terhadap Pneumonia Pada Bayi Balita: Literature Riview2025-06-18T10:12:05+00:00Shintya Mei Issarasintiaa970@gmail.comSulasmisintiaa970@gmail.comMarniatisintiaa970@gmail.com<p>Pneumonia merupakan salah satu penyebab utama morbiditas serta mortalitas pada balita pada Indonesia, menggunakan aneka macam faktor risiko yg memengaruhi kejadiannya, salah satunya adalah sikap merokok anggota keluarga. Penelitian ini adalah literature review yang bertujuan buat mengetahui dan mengevaluasi korelasi perilaku merokok terhadap insiden pneumonia di bayi serta balita. Metode yg dipergunakan ialah tinjauan pustaka menggunakan mengkaji berbagai artikel ilmiah yang relevan, diperoleh melalui Google Scholar menggunakan kata kunci terkait pneumonia, bayi, balita, dan rokok. yang akan terjadi analisis membagikan bahwa balita yang tinggal bersama famili perokok di dalam tempat tinggal memiliki risiko 2,585 hingga 4 kali lebih akbar mengalami pneumonia dibandingkan menggunakan balita yang tidak terpapar asap rokok di rumah. Data meta-analisis serta studi-studi sebelumnya menegaskan bahwa paparan asap rokok merupakan faktor risiko tertinggi terjadinya pneumonia di balita. sang karena itu, upaya pencegahan bisa dilakukan melalui edukasi serta kenaikan pangkat kesehatan pada famili, khususnya yang mempunyai balita, buat menghentikan norma merokok di dalam tempat tinggal atau di dekat anak. Kesimpulannya, sikap merokok anggota famili secara signifikan menaikkan risiko pneumonia pada balita, sehingga hegemoni berbasis famili sangat diperlukan buat menurunkan angka peristiwa pneumonia di gerombolan usia ini.</p>2025-06-30T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2025 Shintya Mei Issara, Sulasmi, Marniatihttps://wpcpublisher.com/jurnal/index.php/sainsmedisina/article/view/749Dampak Kekurangan Vitamin A Terhadap Kesehatan Dan Perkembangan Anak : Kajian Literatur2025-06-19T09:34:18+00:00Laini Maiturawardah29032005@gmail.comRafida Nur Adindawardah29032005@gmail.comWardahwardah29032005@gmail.com<p>Kekurangan Vitamin A (Vitamin A Deficiency/VAD) merupakan masalah kesehatan masyarakat yang signifikan, khususnya di negara berkembang seperti Indonesia. Vitamin A berperan penting dalam menjaga kesehatan mata, meningkatkan imunitas, dan mendukung pertumbuhan anak. Artikel ini bertujuan untuk mengkaji dampak kekurangan vitamin A terhadap kesehatan dan perkembangan anak, serta mengevaluasi efektivitas berbagai strategi intervensi yang telah diterapkan. Penelitian ini menggunakan metode literature review terhadap 25 artikel ilmiah, terdiri dari 20 jurnal nasional dan 5 jurnal internasional, yang diterbitkan pada tahun 2020–2024. Hasil telaah menunjukkan bahwa VAD berkaitan erat dengan meningkatnya risiko rabun senja, infeksi, keterlambatan pertumbuhan, dan kematian pada anak. Intervensi yang terbukti efektif meliputi pemberian kapsul vitamin A secara berkala, fortifikasi pangan, serta edukasi gizi kepada ibu dan masyarakat. Keberhasilan program sangat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan ibu, peran aktif kader, dan pemerataan distribusi suplemen. Diperlukan strategi multisektor dan pendekatan berbasis komunitas untuk mengurangi prevalensi VAD secara berkelanjutan dan meningkatkan derajat kesehatan anak di Indonesia.</p>2025-06-30T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2025 Laini Maitura, Rafida Nur Adinda, Wardahhttps://wpcpublisher.com/jurnal/index.php/sainsmedisina/article/view/751Kekurangan Energi Kronis (KEK) Pada Wanita Usia Subur: Tinjauan Ilmiah Dan Strategi Penanggulangan2025-06-19T20:57:29+00:00Oni Febriansyahonifebriansyah3@gmail.comFitra Rahmanonifebriansyah3@gmail.com<p data-start="341" data-end="1151">Kekurangan Energi Kronis (KEK) merupakan masalah gizi yang bersifat laten dan berkembang secara perlahan, ditandai oleh ketidakseimbangan asupan energi yang terjadi dalam jangka panjang. Kondisi ini kerap ditemukan pada wanita usia subur (WUS), terutama mereka yang tinggal di daerah dengan akses terbatas terhadap pangan bergizi dan layanan kesehatan. KEK memberikan dampak serius bagi kesehatan reproduksi dan tumbuh kembang anak. Artikel ini bertujuan menganalisis penyebab utama KEK, dampak kesehatannya, serta strategi pencegahan dan penanganan yang telah dilakukan di Indonesia berdasarkan kajian literatur terkini. Dengan pendekatan kualitatif deskriptif, artikel ini menyimpulkan bahwa upaya penanggulangan KEK perlu dilakukan melalui edukasi gizi, intervensi multisektor, dan monitoring berkelanjutan.</p>2025-06-30T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2025 Oni Febriansyah, Fitra Rahmanhttps://wpcpublisher.com/jurnal/index.php/sainsmedisina/article/view/750Review Artikel: Penanganan Produk Obat Kembalian Dan Penarikan Produk Bermasalah Di Instalasi Farmasi Rumah Sakit2025-06-19T23:01:41+00:00Fathiyatur Rahmahrahmah.fathiyatur44@gmail.comPutri Novianur Ramadhanisfais7124@gma.comNor Latifahrahmah.fathiyatur44@gmail.com<p>Produk obat yang dikembalikan maupun ditarik dari peredaran dapat menimbulkan dampak terhadap mutu pelayanan farmasi rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mereview kebijakan dan praktik pengelolaan obat bermasalah seperti obat kedaluwarsa, obat rusak, serta obat yang diretur atau ditarik dari fasilitas pelayanan. Metode yang digunakan adalah tinjauan literatur terhadap empat artikel terpilih yang membahas penanganan retur obat dan sistem distribusi di rumah sakit serta puskesmas. Hasil menunjukkan bahwa alasan utama retur meliputi duplikasi resep, pasien pulang, terapi dihentikan, dan obat tidak sesuai kebutuhan. Penanganan yang tepat, termasuk implementasi sistem Unit Dose Dispensing (UDD), evaluasi logistik obat, serta penarikan oleh distributor terhadap obat bermasalah, menjadi solusi utama untuk menurunkan angka retur dan mencegah kerugian. Simpulan dari review ini adalah perlunya sistem distribusi dan logistik farmasi yang terintegrasi, serta evaluasi periodik terhadap manajemen retur dan penarikan obat agar menjamin efisiensi dan keamanan terapi pasien.</p>2025-06-30T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2025 Fathiyatur Rahmah, Putri Novianur Ramadhani, Nor Latifahhttps://wpcpublisher.com/jurnal/index.php/sainsmedisina/article/view/752Review Artikel : Uji Stabilitas Pada Sediaan Gel Berdasarkan Formulasi Dan Bahan Aktif2025-06-20T04:04:15+00:00Devira Niken Putri Ferdinandhindrianirima@gmail.comRima Hindrianihindrianirima@gmail.comNor Latifahhindrianirima@gmail.com<p>Uji stabilitas merupakan tahapan penting dalam pengembangan sediaan gel untuk menjamin mutu, keamanan, dan efektivitas produk farmasi. Stabilitas sediaan gel dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk jenis bahan aktif, basis gel, serta kondisi penyimpanan. Artikel ini bertujuan untuk mereview literatur yang membahas aspek stabilitas sediaan gel dengan fokus pada variasi formulasi dan bahan aktif yang digunakan. Metode yang digunakan adalah studi literatur terhadap artikel ilmiah lima tahun terakhir yang relevan dengan topik stabilitas gel. Hasil telaah menunjukkan bahwa perubahan pH, viskositas, warna, dan bau selama penyimpanan sangat dipengaruhi oleh sifat kimia bahan aktif serta interaksinya dengan basis gel seperti karbomer, HPMC, atau natrium alginat. Simpulan dari artikel ini menunjukkan pentingnya pemilihan kombinasi formulasi yang tepat serta perlunya uji stabilitas akselerasi dalam pengembangan produk gel yang optimal.</p>2025-06-30T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2025 Devira Niken Putri Ferdinand, Rima Hindriani, Nor Latifahhttps://wpcpublisher.com/jurnal/index.php/sainsmedisina/article/view/759Rasionalitas Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Di Puskesmas2025-06-24T11:36:59+00:00Anna Aufa Nurrohmahnurrohmahaufa03@gmail.comNurma Surinurrohmahaufa03@gmail.comErvina Damayantinurrohmahaufa03@gmail.com<p>Infeksi saluran pernapasan atau ISPA merupakan penyakit yang menyerang saluran pernapasan atas maupun bawah. Antibiotik seringkali digunakan pada pasien ISPA untuk mengobati gejala sehingga perlu diketahui rasionalitas penggunaannya. Artikel ini bertujuan untuk memberikan informasi terkait rasionalitas penggunaan antibiotik pada pasien ISPA. Review artikel ini dilakukan terhadap 10artikel artikel yang terbit dalam rentang waktu 2019-2024 dengan pencarian artikel melalui database <em>Google</em> dan <em>Google Scholar</em> menggunakan kata kunci yang relevan yaitu “Penggunaan Antibiotik, Rasional, Pasien ISPA dan Puskesmas”. Kriteria inklusi dalam pemilihan artikel yaitu artikel yang terbit dalam 10 tahun terakhir dan dapat diunduh lengkap secara gratis. Hasil penelitian menunjukkan antibiotik yang sering digunakan adalah amoxicillin dan mayoritas rasional pada aspek tepat diagnosis dan tepat pasien, ketidakrasionalan terjadi pada aspek tepat dosis, tepat waktu pemberian, tepat indikasi, tepat diagnosis, tepat pemilihan obat dan tepat durasi pemberian.</p>2025-06-30T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2025 Anna Aufa Nurrohmah, Nurma Suri, Ervina Damayantihttps://wpcpublisher.com/jurnal/index.php/sainsmedisina/article/view/769Pengaruh Pemberian Intervensi Berbasis Edukasi Kesehatan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Ibu Hamil Dalam Pencegahan Anemia Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kalampangan2025-07-01T08:05:58+00:00Ravenalla Abdurrahman Al Hakim Sampurna Putra Sraven.abdurrahman@gmail.comTrilianty Lestarisaraven.abdurrahman@gmail.comAstri Widiartiraven.abdurrahman@gmail.comDian Mutiasariraven.abdurrahman@gmail.comAprillia Rahmadinaraven.abdurrahman@gmail.comGilbert Adimart Panorangi Pasariburaven.abdurrahman@gmail.comHari Cahyatiraven.abdurrahman@gmail.comHenokh Karuniaraven.abdurrahman@gmail.comHizawatiraven.abdurrahman@gmail.comIvah Salsabilaraven.abdurrahman@gmail.comKesya Kamila Ramadaniraven.abdurrahman@gmail.comRachel Sarita Salohraven.abdurrahman@gmail.com<p>Anemia pada kehamilan merupakan masalah kesehatan yang dapat memberikan dampak kesehatan serius pada ibu dan beserta janin yang dikandung. Data di UPTD Puskesmas Kalampangan menunjukkan peningkatan kasus anemia dari 5 kasus pada Januari menjadi 9 kasus pada Februari 2025 yang mana meningkat sebesar 80%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian intervensi berbasis edukasi kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan ibu hamil dalam pencegahan anemia di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kalampangan. Penelitian ini menggunakan desain <em>Pre-Experimental One Group Pretest-Posttest</em>. Responden sebanyak 15 ibu hamil dipilih melalui purposive sampling. Data dianalisis menggunakan uji Wilcoxon. Terdapat peningkatan signifikan pengetahuan ibu hamil setelah diberikan edukasi kesehatan, dengan nilai p-value = 0,001. Edukasi kesehatan efektif dalam meningkatkan pengetahuan ibu hamil terkait pencegahan anemia, dan disarankan untuk dilakukan secara berkala di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kalampangan.</p>2025-06-30T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2025 Ravenalla Abdurrahman Al Hakim Sampurna Putra S, Trilianty Lestarisa, Astri Widiarti, Dian Mutiasari, Aprillia Rahmadina, Gilbert Adimart Panorangi Pasaribu, Hari Cahyati, Henokh Karunia, Hizawati, Ivah Salsabila, Kesya Kamila Ramadani, Rachel Sarita Saloh