https://wpcpublisher.com/jurnal/index.php/JFS/issue/feedJurnal Farmasi SYIFA2024-09-10T14:07:28+00:00apt. Ali Rakhman Hakim, M.Farmsyifajournal@wpcpublisher.comOpen Journal Systems<p><strong>Title: </strong>Jurnal Farmasi SYIFA<strong><br />Editor in Chief: </strong>apt. Ali Rakhman Hakim, M.Farm<strong><br /></strong><strong>ISSN </strong>2987-4122 (online)<br /><strong>Frequency:</strong> 2 issues per year in February and August<br /><strong>Jurnal Farmasi SYIFA</strong> is an electronic and open access journal. <strong>Jurnal Farmasi SYIFA</strong> publishes Original Research Articles and Review Articles in all areas of pharmacy and pharmaceutical sciences from the discovery of a drug up to clinical evaluation.</p>https://wpcpublisher.com/jurnal/index.php/JFS/article/view/433Analisis Tingkat Kepuasan Pengunjung Terhadap Pelayanan Kefarmasian Di Apotek Pemenang Farma Kabupaten Lombok Utara2024-08-08T22:21:57+00:00Lelie Amalia Tusshalehalelieamalia90@gmail.comSyamsul Rahmatemail@email.comAde Sukma Hamdaniemail@email.comRiahul Jannahemail@email.com<p>Kualitas pelayanan kefarmasian apotek dapat dikatakan bermutu dapat dilihat dari faktor kepuasan pengunjung untuk mempelajari respon pengunjung terhadap mutu pelayanan yang diterima, kebutuhan dan harapan pengunjung dan meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tingkat kepuasan pengunjung terhadap pelayanan kefarmasian di Apotek Pemenang Farma Kabupaten Lombok Utara dan hubungan demografi terhadap tingkat kepuasan pengunjung. Penelitian dilakukan secara observasional analitik dengan pendekatan <em>cross-sectional</em>. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara accidental sampling dengan menggunakan kuesioner. Perhitungan jumlah sampel dilakukan menggunakan rumus <em>Slovi</em>n. Hasil penelitian dari 110 responden yang mengisi kuesioner, didapatkan hasil pada dimensi bukti langsung hasil kepuasan pengunjung adalah 80,45% merupakan kategori puas, dimensi kehandalan 79,63% kategori puas, dimensi ketanggapan 84,82% kategori sangat puas, dimensi jaminan 85.,3% kategori sangat puas dan dimensi empati 87,61% kategori sangat puas. Hasil uji chi square menunjukkan tidak ada hubungan (p>0,05) antara demografi pengunjung (jenis kelamin dan usia) dan ada hubungan (p<0,05) antara demografi pekerjaan pengunjung apotek dengan tingkat kepuasan. Tingkat kepuasan pengunjung terhadap pelayanan kefarmasian di Apotek Pemenang Farma Kabupaten Lombok Utara adalah sangat puas dan hanya pada demografi pekerjaan yang memiliki hubungan dengan tingkat kepuasan pengunjung.</p>2024-08-08T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2024 Lelie Amalia Tusshaleha, Syamsul Rahmat, Ade Sukma Hamdani, Riahul Jannahhttps://wpcpublisher.com/jurnal/index.php/JFS/article/view/425Identifikasi Bahan Kimia Obat Natrium Diklofenak Dengan Metode KLT Dan Spektrofotometri Uv-Vis Pada Jamu Pegel Linu Di Kota Banjarmasin2024-08-17T02:39:33+00:00Ghina Raudhatul Jannahghinaraudhatuljannah048@gmail.comDayna Maharani Syahranemail@email.comHafizatul Husnaemail@email.comDesy Mutiaemail@email.comFifi Alayda Azzahraemail@email.comGemilang Septiantoemail@email.comFebby Yulia Hastikaemail@email.com<p>Jamu merupakan salah satu obat tradisional yang banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia dan telah dikonsumsi sebagai pengobatan sejak dahulu. Masyarakat meyakini bahwa jamu tidak memiliki efek samping yang serius dan berpikir bahwa jamu sangat aman bila dikonsumsi dalam jangka waktu panjang jika dibandingkan dengan mengonsumsi obat-obatan dari bahan kimia atau sintesis pa Sedangkan, Bahan Kimia Obat (BKO) yang ditambahkan pada jamu biasanya tidak menyertakan informasi yang jelas pada kemasannya sehingga memungkinkan terjadinya efek buruk bagi kesehatan penggunanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar BKO natrium diklofenak yang terkandung pada jamu pegel linu yang beredar. Penelitian ini menggunakan metode analisis kualitatif dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dan analisis kuantitatif Spektrofotometri UV-Vis. Hasil analisis kualitatif pada sampel jamu pegel linu memiliki nilai Rf yakni 0,85 sedangkan pada larutan standar natrium diklofenak memiliki nilai Rf 0,84. Pada analisis kuantitatif didapatkan hasil konsentrasi natrium diklofenak 17,363 ppm atau kadar sebanyak 0,0017363%. Hasil tersebut membuktikan bahwa adanya kandungan obat pada sampel jamu tersebut. Berdasarkan hasil yang didapatkan dapat disimpulkan bahwa produk jamu pegel linu positif mengandung natrium diklofenak.</p>2024-08-17T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2024 Ghina Raudhatul Jannah, Dayna Maharani Syahran, Hafizatul Husna, Desy Mutia, Fifi Alayda Azzahra, Gemilang Septianto, Febby Yulia Hastikahttps://wpcpublisher.com/jurnal/index.php/JFS/article/view/430Uji Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol 96% Daun Markisa Ungu (Passiflora edulis Sims) 2024-08-17T04:14:44+00:00Chintya Hayu Septiningrumseptiningrumcintia@gmail.comReni Ariastutiemail@email.comAhwan Ahwanemail@email.com<p>Markisa ungu (<em>Passiflora edulis Sims</em>) diketahui mengandung senyawa bioaktif yang berpotensi sebagai antioksidan seperti karotenoid, antosianin, flavonoid, dan vitamin C. Daun markisa ungu (<em>Passiflora edulis Sims</em>) telah diketahui memiliki kandungan senyawa flavonoid. Skrining fitokimia pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan senyawa metabolit sekunder pada ekstrak etanol daun markisa ungu. Metode penelitian yang digunakan yaitu eksperimen laboraturium. Penelitian ini dilakukan dengan beberapa proses yaitu penyiapan simplisia, ekstraksi simplisia menggunakan metode maserasi dengan etanol 96%, dan skrining fitokimia. Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol daun markisa ungu <em>(Passiflora edulis Sims)</em> positif mengandung senyawa flavonoid, fenolik, tanin, saponin, alkaloid, dan steroid.</p>2024-08-17T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2024 Chintya Hayu Septiningrum, Reni Ariastuti, Ahwan Ahwanhttps://wpcpublisher.com/jurnal/index.php/JFS/article/view/451Uji Aktivitas Gel Ekstrak Etanol Daun Teh Tehan (Acalypha siamensis) Terhadap Luka Sayat Pada Mencit Putih Jantan (Mus musculus)2024-09-02T11:34:27+00:00Nitya Nurul Fadilahnityanurul@gmail.comSiti Khoirul Fadhilahemail@email.comAli Nofriyaldiemail@email.com<p>Tanaman Teh tehan (<em>Acalypha siamensis</em>) mengandung senyawa flavonoid yang mampu membantu proses penyembuhan luka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas penyembuhan luka sayat ekstrak etanol daun teh tehan dalam pemberian sediaan gel terhadap mencit putih jantan. Sampel terdiri dari 25 ekor mencit (5 kelompok), yang meliputi: kontrol negatif (basis gel), kelompok kontrol positif (ekstrak placetan 10% dan neomisin sulfat 0,5%), kelompok FI (5%), kelompok FII (10%), dan kelompok FIII (20%). Data yang didapatkan berupa nilai penyembuhan panjang luka sayat pada punggung mencit. Data hasil rata-rata penyembuhan luka sayat pada kontrol positif 6,8 hari, hasil kontrol negatif 12,8 hari, FI (5%) adalah 11 hari, FII (10%) 10 hari, dan FIII (20%) 7,2 hari. Berdasarkan lama penyembuhan luka, gel ekstrak etanol daun teh tehan pada kelompok FIII lebih baik dalam mempercepat proses penyembuhan luka sayat dibandingkan FI dan FII. Hasil analisis statistik dengan One way ANOVA (Analysis Of Variance) dikatakan signifikan (ρ<0,05).</p>2024-08-21T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2024 Nitya Nurul Fadilah, Siti Khoirul Fadhilah, Ali Nofriyaldihttps://wpcpublisher.com/jurnal/index.php/JFS/article/view/460Mekanisme Interaksi Obat Pada Pasien Lansia Hipertensi2024-09-02T11:34:20+00:00Arina Titamiarinatitami2@gmail.comNovia Ariani Dewinoviaarianidewi@gmail.com<p>Populasi lansia berada pada risiko tinggi terkait <em>drug-related problems</em> (DRPs) karena perubahan farmakokinetik dan farmakodinamik terkait usia. Insiden terkait DRPs dapat dihasilkan dari peningkatan prevalensi multipel penyakit kronis terkait usia yang menyebabkan penggunaan rejimen terapi yang kompleks. Interaksi obat adalah DRPs yang paling banyak terjadi pada penggunaan obat antihipertensi pada pasien lansia. Penelitian bertujuan untuk mengetahui potensi interaksi obat beserta mekanismenya yang mungkin terjadi pada pasien lansia dengan hipertensi. Penelitian ini merupakan review artikel, subjek review yang digunakan adalah artikel yang terindeks secara nasional dan internasional pada 10 tahun terakhir (2013-2023). Data yang diperoleh berasal dari situs web penyedia jurnal elektronik yaitu Google Scholar dan Researchgate. Pencarian artikel berdasarkan kata kunci yang digunakan yaitu interaksi obat, hipertensi, lansia. Potensi terjadi interaksi obat bergantung pada golongan obat dan mekanisme kerja obat tersebut. Terdapat 4 golongan obat yang digunakan sebagai lini pertama pada pengobatan hipertensi yaitu diuretik, B-blocker, ACE Inhibitor, dan ARB. Potensi interaksi obat dapat terjadi antara obat antihipertensi (OAH) dengan obat lainnya berupa obat antihipertensi golongan lain, NSAID, kortikosteroid, dan lainnya.Sebagian besar interaksi obat dapat diprediksi, dicegah dan diminimalisasi efek sampingnya dengan pemahaman yang baik tentang mekanisme interaksi obat. Pengetahuan yang baik tentang interaksi obat akan meningkatkan kesiagaan tenaga kesehatan khususnya apoteker dalam menangani kejadian yang tidakdiinginkan pada terapi farmakologi untuk pasien.</p>2024-08-31T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2024 Arina Titami, Novia Ariani Dewihttps://wpcpublisher.com/jurnal/index.php/JFS/article/view/461Peptida Bioaktif: Menjelajahi Potensi Dan Tantangan Menuju Pangan Masa Depan2024-09-02T11:34:14+00:00Azka Muhammad Rusydanazka.m.rusydan@gmail.comNanda Tsalasani Zulfaidahemail@email.com<p>Peptida bioaktif merupakan fragmen protein spesifik yang tidak hanya memiliki fungsi sebagai nutrisi, namun juga memiliki efek positif pada fungsi, kondisi dan kesehatan tubuh. Peptida bioaktif dapat terbentuk selama proses proteolisis baik melalui hidrolisis enzimatik in vitro, fermentasi, maupun pemecahan selama pencernaan makanan di saluran cerna. Peptida bioaktif memiliki berbagai manfaat pada kesehatan manusia dengan mempengaruhi sistem pencernaan, endokrin, kardiovaskular, syaraf dan imunitas. Beberapa jenis peptida bioaktif juga telah diteliti dan diketahui memiliki aktivitas antihipertensi, antioksidan, imunomodulator, antimikroba, antihiperlipidemia, sitomodulator dan antigenotoksik. Peptida bioaktif juga merupakan komponen yang fleksibel dalam penggunaannya dikarenakan variasi rantai samping yang dapat berinteraksi dan bekerja pada berbagai jenis lingkungan. Beberapa tantangan dalam penggunaan bioaktif peptida adalah lingkungan asam pada lambung serta efek dari enzim protease pada lambung dan usus yang tentunya akan berdampak terhadap ketersediaan hayatinya. Selain itu, meskipun peptida dapat mencapai sirkulasi sistemik, peptida dapat mengalami inaktivasi yang menyebabkan peptida kehilangan aktivitasnya dan hanya berperan sebagai nutrisi. Peptida dengan berat molekul besar juga dapat mengalami kesulitan dalam proses penyerapannya di usus, menyebabkan hilangnya peptida yang bermanfaat dari sistem pencernaan. Meskipun begitu, peptida bioaktif memiliki potensi besar yang dapat dikembangkan. Review ini berfokus pada potensi peptida bioaktif sebagai pangan fungsional dan nutrasetikal.</p>2024-08-31T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2024 Azka Muhammad Rusydan, Nanda Tsalasani Zulfaidahhttps://wpcpublisher.com/jurnal/index.php/JFS/article/view/463Review Artikel: Pengaruh Glukokortioid Terhadap Glukosa Darah Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 2024-09-02T11:33:44+00:00Novia Ariani Dewinoviaarianidewi@gmail.comArina Titamiarinatitami2@gmail.com<p>Terapi kortikosteroid khususnya glukokortikoid merupakan terapi penting dalam pengobatan dan profilaksis berbagai inflamasi akut dan kronis serta gangguan autoimun. Penggunaan kortikosteroid dengan dosis tinggi dan secara jangka panjang dapat menimbulkan peningkatan glukosa darah pasien bahkan dapat menyebabkan munculnya penyakit diabetes, terutama pada individu yang sebelumnya mengalami resisten insulin atau obesitas. Peningkatan risiko diabetes ini terjadi karena adanya perubahan metabolisme karbohidrat, termasuk resistensi insulin dan penurunan ambilan glukosa perifer terkait dengan penggunaannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh glukokortikoid terhadap glukosa darah pasien diabetes melitus tipe 2. Penelitian ini merupakan review artikel yang ditulis berdasarkan hasil meninjau beberapa artikel atau literatur terkait. Hasil dari review artikel ini diperoleh delapan artikel untuk selanjutnya dilakukan pembahasan mendalam pada masing-masing jurnal. Penggunaan glukokortikoid semakin luas dibutuhkan pada dunia kesehatan, namun penggunaan glukokortikoid dapat meningkatkan terjadinya hiperglikemia pada pasien. Mekanisme peningkatan glukosa darah akibat penggunaan glukokortikoid yaitu meningkatkan resistensi insulin pada pasien. Pasien dengan atau tanpa diabetes melitus tipe 2 sebelumnya ketika akan mendapatkan terapi kortikosteroid atau glukokortikoid hendaknya dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu terkait risiko terjadinya efek samping obat yaitu peningkatan glukosa darah pasien.</p>2024-08-31T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2024 Novia Ariani Dewi, Arina Titamihttps://wpcpublisher.com/jurnal/index.php/JFS/article/view/465Evaluasi Penyimpanan Obat Di Gudang Farmasi Puskesmas Saptosari Kabupaten Gunungkidul2024-09-02T11:33:38+00:00Lulu Laily Aji Waraniemail@email.comAfrizal Wahyu Darma Syahyeriafrizalsyahyeri@gmail.comYuni Andrianiemail@email.com<p>Pelayanan kefarmasian merupakan bagian penting dari layanan kesehatan di puskesmas. Pengelolaan sediaan farmasi di puskesmas adalah aspek penting dalam pelayanan kefarmasian, di mana penyimpanan obat menjadi salah satu tahap penting. Kesalahan dalam penyimpanan dapat menyebabkan kerusakan obat, sehingga mengurangi efektivitasnya saat dikonsumsi pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kesesuaian penyimpanan obat serta efisiensi dalam penyimpanan obat di Puskesmas Saptosari Kabupaten Gunungkidul. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan deskriptif observasional dengan desain <em>cross-sectional</em>. Data dikumpulkan menggunakan lembar <em>checklist</em> yang mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 74 Tahun 2016 dan Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas Tahun 2019. Hasil penelitian dari kesesuaian ruang penyimpanan obat di Puskesmas Saptosari sebesar 100% dan kesesuaian proses penyimpanan obat sebesar100%. Efisiensi penyimpanan obat menunjukkan nilai TOR sebesar 7,3 kali per tahun, persentase obat kadaluwarsa sebesar 7% dengan nilai kerugian sebesar Rp 1.739.578, tidak ada obat yang rusak, stok mati sebesar 10,82%, kesesuaian obat dengan kartu stok sebesar 100%, dan nilai stok akhir obat sebesar 13,69%. Kesesuaian ruang penyimpanan dan proses penyimpanan obat di Puskesmas Saptosari sudah sesuai dengan standar. Meskipun kesesuaian dengan kartu stok dan persentase obat rusak sudah memenuhi standar, TOR, persentase obat kadaluwarsa, stok mati, dan nilai stok akhir masih belum mencapai standar.</p>2024-08-31T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2024 Lulu Laily Aji Warani, Afrizal Wahyu Darma Syahyeri, Yuni Andrianihttps://wpcpublisher.com/jurnal/index.php/JFS/article/view/426Analisis Kandungan Hidrokuinon Pada Sediaan Body Butter Di Pasaran Menggunakan Metode Spektrofotometri Uv-Vis2024-09-10T14:07:28+00:00Tuti Alawiyahapttutialawiyah@gmail.comMonica Wikklinmonicawikklin03@gmail.comAderia Dang Mekaemail@email.comAima Pitriyaemail@email.comAlfina Hidayatiemail@email.comFitria Anggrianiemail@email.comSolagratia Okta Fernandoemail@email.com<p>Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk melakukan perawatan kulit adalah dengan menggunakan kosmetika. Kosmetika berfungsi untuk memberikan dampak kecantikan dan kesehatan bagi tubuh, seperti pada <em>body butter </em>pemutih. BPOM RI Nomor 18 tahun 2015 tentang persyaratan teknis bahan kosmetika membatasi hidrokuinon dalam kosmetika. Indonesia tidak mengizinkan penggunaan hidrokuinon pada produk pemutih kulit, karena penggunaan hidrokuinon lebih dari 2% dapat menyebabkan iritasi kulit, kulit kemerahan dan terbakar, bahkan menyebabkan kanker. Tujuan identifikasi ini untuk mengetahui kadar hidroquinon pada <em>body butter </em>yang beredar di <em>online shop</em>. Metode analisis kimia dengan menggunakan uji kualitatif menggunakan pereaksi pewarna yaitu FeCl<sub>3</sub>, Benedict dan Ag-Amonical untuk menentukan keberadaan zat pada sampel dan uji kuantitatif menggunakan spektrofotometri Uv-vis untuk mengukur kadar zat pada sampel. Hasil uji kualitatif dari pereaksi warna FeCl<sub>3</sub> dan Benedict mengandung hidrokuinon dan uji kuantitatif didapatkan kadar hidrokuinon pada sampel A sebesar 5,6% dan sampel B sebesar 6,93%. Dapat disimpulkan bahwa kedua sampel <em>body butter </em>mengandung hidrokuinon dan tidak memenuhi standar yang telah ditetapkan yaitu 0,02%.</p>2024-08-31T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2024 Tuti Alawiyah, Monica Wikklin, Aderia Dang Meka, Aima Pitriya, Alfina Hidayati, Fitria Anggriani, Solagratia Okta Fernando