Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Sepsis Neonatus Di RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2021-2022
DOI:
https://doi.org/10.63004/jfs.v3i2.541Kata Kunci:
Sepsis, Antibiotik, Metode Gyssens, NeonatusAbstrak
Sepsis merupakan respon sistemik terhadap infeksi, yang dapat menyebabkan kegagalan multi organ dan dapat mengakibatkan kematian. Terapi antibiotik diperlukan untuk penyakit sepsis neonatus. Penggunaan antibiotik pada sepsis neonatus selalu berdasarkan pada indikasi yang tepat/rasional. Karena jika indikasi tidak sesuai dapat terjadi kejadian resisten dan dapat mempengaruhi penyembuhan penyakit pada pasien sepsis neonatus. Kelebihan metode Gyssen yaitu lebih teliti dan terperinci/jelas, dapat mengevaluasi penggunaan antibiotik secara kualitatif lebih tepat sehingga akan mencegah perkembangan antibiotik resisten. Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi penggunaan antibiotik pada pasien sepsis neonatus dengan metode Gyssens di RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun 2021-2022. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan desain retrospektif dengan melihat data rekam medis. Sampel yang diambil adalah pasien sepsis neonatus pada tahun 2021-2022 yang mendapat antibiotik dengan kriteria inklusi dan ekslusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan antibiotik yang tergolong tepat (kategori 0) sebanyak 28 peresepan (38,88%), antibiotik tidak lebih efektif (kategori IVa) sebanyak 3 peresepan (4,17%), antibiotik terlalu lama (kategori IIIa) sebanyak 5 peresepan (6,94%), antibiotik terlalu singkat (kategori IIIb) sebanyak 22 peresepan (30,56%), antibiotik tidak tepat dosis (kategori IIa) sebanyak 11 peresepan (15,28%), antibiotik tidak tepat interval (kategori IIb) sebanyak 3 peresepan (4,17%). Dapat disimpulkan bahwa penggunaan antibiotik pada pasien sepsis neonates, terdapat 28 peresepan (38,88%) penggunaan antibiotik yang tepat/rasional (kategori 0) dan 44 peresepan (61,12%) penggunaan antibiotik yang tidak tepat/irasional (kategori VI-I).
Unduhan
Referensi
Araújo, B. C., & Guimarães, H. (2020). Risk factors for neonatal sepsis: an overview. Journal of Pediatric and Neonatal Individualized Medicine (JPNIM), 9(2), e090206-e090206.
Daslina (2016). Buku Catatan Kultur Darah Tahun 2014–2015. Padang : Laboraturium Mikrobiologi RSUP dr.M.Djamil.
Deck D.H. and Winston L.G., 2012. Antibiotik Beta- Laktam & Aktif Dinding & Membran Sel Lainnya, Dalam Pendit, B. U., ed. Farmakologi Dasar dan Klinik Edisi 12 Vol. 2. Buku Kedokteran EGC. Jakarta., p. 900.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI) (2017). Penatalaksanaan Sepsis Neonatorum. Health Technology Assesmen Indonesia. Jakarta: Depkes RI.
Gyssens, I.C., & Meer, V.D. (2001). Quality of Antimicrohial Drug Prescription in Hospital, Clinical Microbiology and Infection. Volume 7, Supplement 6, 12-15. New York: Kluwer Academic Publishers. DOI: https://doi.org/10.1046/j.1469-0691.2001.00079.x
KementerianKesehatan RI. (2011). Pedoman Pelayanan Kefarmasian Untuk Terapi Antibiotik. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan RI (2014).Profil Kesehatan Indonesia . Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI). (2016). Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik (Peraturan Menteri Kesehatan NO 72 TAHUN 2016). Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Kemenkes RI. (2017) Profil Kesehatan Indonesia.Jakarta: Kemenikes RI.
Kementerian Kesehatan RI. (2021). Pedoman Penggunaan Antibiotik. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Krause, K. M., Serio, A. W., Kane, T. R., & Connolly, L. E. (2016). Aminoglycosides: an overview. Cold Spring Harbor perspectives in medicine, 6(6), a027029. DOI: https://doi.org/10.1101/cshperspect.a027029
Nanik P., Dian R.L., & Hesty U.R. (2020) Evaluasi Penggunaan Antibiotika Pada Pengobatan Sepsis Neonatal Dengan Metoda Gyssens Di Rsad Salak Bogor. Fakultas Farmasi Pancasila Jakarta.
Pudjiadi AH, Hegar B, Handryastuti S, Idris NS, Gandaputra EP, Harmoniati ED. (2009). Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia. Ikatan Dokter Anak Indonesia, Jakarta. Hlm. 263-268.
Radji M.2016. Mekanisme Aksi Molekuler Antibiotik dan Kemoterapi. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Hlm. 2-17.
Rivera-Chaparro, N. D., Cohen-Wolkowiez, M., & Greenberg, R. G. (2017). Dosing antibiotics in neonates: review of the pharmacokinetic data. Future microbiology, 12(11), 1001-1016. DOI: https://doi.org/10.2217/fmb-2017-0058
Utomo, M.T. (2010). Risk Factors of Neonatal Sepsis: A Preliminary Study in Dr. Soetomo Hospital. Indones J Trop Infect Dis. DOI: https://doi.org/10.20473/ijtid.v1i1.3718
World Health Organization. (2014). Revised WHO classification and treatment of pneumonia in children at health facilities: evidence summaries.
Wilar, R., Kumalasari, E., Suryanto, D. Y., & Gunawan, S. (2016). Faktor risiko sepsis awitan dini. Sari pediatri, 12(4), 265-9. DOI: https://doi.org/10.14238/sp12.4.2010.265-9
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2025 Lola Azyenela, Juni Fitra, Seftri Nadia Prima Putri

Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.



